Lebih lanjut Samanta menjelaskan bu hamil dan ibu melahirkan telah memproduksi hormon oksitosin, atau hormon kebahagiaan yang sangat tinggi
"Jadi biasanya merasa senang meluk bayinya itu happy, tapi dengan proses perubahan hormon estrogen progrestonal itu komposisinya kita ga pernah tau setiap orang bisa berbeda-beda," tegasnya.
Terjadinya baby blues pada ibu melahirkan juga bisa berangkat dari ibu yang sebelum hamil sudah memiliki hormon kortisol atau stres dan bahkan saat proses kehamilan.
"Tapi ibu nggak terlalu peka, nggak coba untuk mengatasi pada saat itu terkait tentang tingginya hormon kortisol atau stres ini. Akibatnya mengurangi produksi hormon oksitosinnya sendiri sehingga pada saat melahirkan yang ada semakin rendah hormon oksitosinnya diproduksi, dan hormon kortisolnya bisa semakin tinggi juga berkaitan dengan hormon stres juga ini. Selain berkaitan hormon estrogen dan prestogennya," katanya.
Sampai saat ini belum bisa dipastikan yang akan berisiko menjadi korban dari kondisi ibu yang mengalami baby blues itu akan lebih berat terhadap pasangan suaminya, atau anaknya sendiri. Kondisi baby blues bisa juga terjadi di orang-orang sekitar terdekat sang ibu.
"Ini siapa pun itu," kata Samanta.
Faktor pemicu terjadinya baby blues bisa karena sang ibu sudah kelelahan mengurus anak hingga bergadang setiap malam. Ditambah lagi dengan pekerjaan rumah tangga lainnya.
"Tapi ada kelelahan secara fisik juga yang bisa semakin memperparah baby blues-nya," imbuhnya.
Untuk menangani hal itu, Samanta mengingatkan penting bagi orang-orang yang di sekitarnya terutama inner circle ibu agar memberikan dukungan hubungan emosional yang sangat tepat untuk pemulihannya.
"Karena ibu baby blues itu sangat memerlukan hubungan dukungan emosional, ibu itu harus dijaga, dikasih perhatian, dibikin seneng, dibikin ketawa, supaya komposisi hormonal bisa kembali cepat pulih dan dia bisa mengalami fase 3 minggu pertama pasca melahirkan ini dengan baik," nasihatnya.
Cara mengatasi baby blues pada ibu:
- Benar-benar ibu perlu mendapatkan bantuan, dukungan emosional, dan juga bantuan bantuan pekerjaan rumah tangga lainnya.
- Supaya ibu tidak terlalu kelelahan dan fokus untuk membentuk bounding yang lebih berat lagi dengan anaknya.
"Karena ketika ibu bahagia, ibu senang asinya pun akan lancar dan ibu akan lebih menikmati proses motherhood, proses pengasuhan menjadi ibu dengan bayinya yang baru lahir," pungkasnya.
Belum lama ini kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang polwan dengan cara membakar suaminya dengan latar profesi sesama polisi.
Polwan berinisial Briptu FN (28) personel Polres Mojokerto, Jawa Timur ditetapkan sebagai tersangka atas tindakannya membakar hingga berujung tewasnya sang suami Briptu RDW pada pekan lalu.
Selain motif disebut karena soal gaji, belakangan juga muncul komentar dari media sosial yang mengkaitkan Briptu FN mengalami syndrome Baby Blues.
Mengingat tersangka baru saja melahirkan dan di usia 28 tahun sudah memiliki 3 orang anak.
"Ijin klarifikasi kabar yang beredar... Ibu ini terkena syndrome Babyblues karna baru melahirkan anak ketiganya,” tulis akun @octaviiabrilina.
(dec/spt)