Nikel diperdagangkan di level US$18.061/ton di LME hari ini, Kamis (13/6/2024), menguat 1,36% dari penutupan hari sebelumnya.
Kendati demikian, Agus mengatakan, masuknya nikel Indonesia ke LME memberikan dampak positif karena bakal diakui sebagai pemasok global dan dapat lebih menarik investor.
Produk nikel olahan Indonesia akhirnya melantai di LME dengan kode ‘DX-zwdx’. Menyitir situs resmi LME, merek tersebut merupakan nikel asal Morowali, Sulawesi Tengah yang diproduksi oleh PT CNGR Ding Xing New Energy.
Adapun, perusahaan tersebut merupakan patungan antara CNGR Advanced Material asal China dan Rigqueza International Pte. asal Indonesia yang memiliki kapasitas produksi 50.000 metrik ton (mt) per tahun.
Informasi mengenai nikel yang masuk ke dalam LME pertama kali disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam kaitan itu, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi menentukan harga nikel dunia usai melantai di LME.
"Saya juga ingin melaporkan pertama kali Indonesia mask di London Metal Exchange, yang selama ini kita diabaikan. Dengan kita masuk, maka indonesia sekarang, itu mimpi saya, yang menentukan harga nikel di dunia," ujar Luhut dalam agenda rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Kamis (6/6/2024).
(dov/wdh)