Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan di pasar Treasury, surat utang AS, juga reli dengan penurunan imbal hasil hingga double digit di mana tenor 10Y saat ini landai di 4,316%.

Di Asia Pasifik, reli harga aset juga berlangsung di mana sejak pagi bursa-bursa saham juga menghijau. Dari Wellington Selandia Baru, sampai Seoul Korea. Dari Taipeh Taiwan hingga Ho Chi Minh City Vietnam, bursa saham bergelora.

Indeks Kospi Korea menguat 1,38% sejak awal perdagangan, sedangkan indeks Taipex Taiwan juga naik 1,07%. Di kawasan ASEAN, bursa saham juga mencetak penguatan.

Hanya bursa saham di Jepang dan China yang berbalik arah. Pada pagi hari, bursa saham di kawasan Asia Timur itu menguat. Namun, jelang siang hari waktu Jakarta, indeks melemah di mana Nikkei melemah tipis 0,04%, indeks Shanghai juga melemah 0,30%, Shenzhen juga tergerus. Namun, Hang Seng di Hong Kong masih menguat 0,54%.

Pasar 'melawan' The Fed

Reaksi pasar yang bullish itu mencerminkan sinyal 'perlawanan' terhadap sinyal hawkish yang muncul dari hasil FOMC The Fed. Bila melihat dot plot terbaru yang dilansir, peluang penurunan bunga acuan The Fed tahun ini terkikis hanya tinggal satu kali saja. Bandingkan dengan dot plot sebelumnya yang masih memperkirakan akan ada tiga kali pemangkasan bunga acuan. Meskipun proyeksi Fed fund rate pada 2025 bertambah yaitu sebanyak empat kali penurunan bunga acuan dari tadinya hanya tiga kali saja.

Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell kepada media usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC). (Dok Bloomberg)

Pasar masih berpegang pada perkiraan akan ada dua kali penurunan bunga acuan tahun ini bila menilik pada data inflasi terbaru meski data pasar tenaga kerja pekan lalu juga menyodorkan kontradiksi yang membuat pasar cemas.

Mengacu pada CME Fed Watch, pasar kini bertaruh Fed fund rate akan turun pada September dengan probabilitas mencapai 56,7%, sedangkan probabilitas penurunan pada November mencapai 50,6%. Sedangkan pada Desember diperkirakan akan terjadi penurunan bunga kedua kali ke kisaran 5% dengan probabilitas mencapai 42,3%.

Data inflasi inti Mei menunjukkan pelemahan di angka 0,16% dari bulan sebelumnya 0,29%, terpicu deflasi core goods CPI -0,4% dan anjloknya core services CPI menjadi 0,22%. Secara teori, performa pasar tenaga kerja yang kuat akan selalu diikuti oleh tekanan inflasi yang kuat di mana hal itu tidak terjadi di Amerika pada Mei lalu.

Pada saat bersamaan, ketika konferensi pers, Gubernur Fed Jerome Powell justru terdengar dovish dan seakan mengabaikan dot plot yang hanya satu kali penurunan bunga itu. Powell bilang, data inflasi terbaru lebih baik dibanding data awal tahun ini. "Bagaimanapun, dan ada sedikit kemajuan lebih lanjut terhadap tujuan inflasi kami," kata Powell.

Ia juga menyebut data inflasi tersebut telah membantu membangun kepercayaan diri The Fed pada trajectory inflasi. Akan tetapi, masih belum memadai untuk menjamin penurunan suku bunga saat ini. "Penurunan suku bunga yang mungkin terjadi tahun ini akan terjadi tahun depan," kata Powell. "Ada lebih sedikit penurunan suku bunga dalam median tahun ini, namun ada satu lagi tahun depan." 

Dot plot FOMC The Fed pada Juni 2024 (Bloomberg)

Menurut penilaian tim ekonom Bloomberg Economics, dengan data pertumbuhan yang kerap mencatat angka rendah secara mengejutkan sejak FOMC Mei, ditambah konsumsi yang melemah, The Fed harus memulai penurunan bunga acuan dua kali tahun ini. "Kami perkirakan akan ada penurunan bunga acuan pada September dan Desember tahun ini," kata tim ekonomi Bloomberg Economics Anna Wong, Eliza Winger dan Estelle Ou dalam kajian yang dilansir sesaat setelah hasil FOMC The Fed diumumkan.

Median dot plot memang menghasilkan satu kali penurunan bunga tahun ini, turun dari 75 bps pada dot plot Maret. Namun, melihat lebih detail, dot plot juga menunjukkan peluang dua kali pemangkasan yang lebih besar. Sebanyak delapan peserta FOMC memperkirakan 50 bps penurunan, sedangkan tujuh orang memprediksi hanya 25 bps. Adapun empat anggota menilai tidak ada peluang penurunan bunga acuan sama sekali tahun ini.

Akan halnya dengan proyeksi PDB tahun ini di 2,1% dan tingkat pengangguran 4%, menurut ekonom Bloomberg, itu mencerminkan bahwa The Fed mengabaikan data tingkat pengangguran Mei yang sudah di 4%. The Fed terlihat lebih mempertimbangkan data nonfarm payrolls yang melonjak.

"Kesimpulan kami, dot plot Juni yang hawkish memperlihatkan pejabat The Fed menimbang sinyal lonjakan NFP Mei sementara mereka juga terlihat percaya diri dengan trayektori disinflasi. The Fed juga lebih terbuka pada ide bahwa bunga acuan netral sudah meningkat yang berarti tingkat bunga saat ini dinilai belum cukup restriktif yang diduga. Masih akan ada tiga kali lagi laporan inflasi CPI sebelum FOMC September dan kami memperkirakan datanya akan memberi kepercayaan lebih besar pada The Fed bahwa disinflasi masih berjalan. Kami percaya, tingkat pengangguran akan menembus 4,2% pada September dan itu akan mendorong The Fed memotong bunga 50 bps tahun ini," kata tim ekonom Bloomberg.

(rui)

No more pages