Untuk mengantisipasinya dimulai dari peternakan. Karena para pekerja di peternakan memiliki risiko yang tinggi.
“Kalau dulu burung dan ayam sekarang tambah sapi, kemudian tikus selanjutnya bisa hewan mamalia lainnya. Nantinya kesadaran liteasi, perilaku pencegahan di kalangan peternak, pedagangn dari unggas atau produk mamalia ini menjadi harus di tingkatkan, berlaku kerja ini memakai masker, mencuci tangan, sebelum ke rumah dia mandi dulu dan bicara personal kebersihan lainnya,” kata Dicky.
“Selain itu mungkin dianjurkan untuk para peternak untuk rutin mendapatkan vaksinasi seperti vaksin influenza. Walaupun vaksin ini tidak secara langsung mencegah flue burung, tapi dia memberikan proteksi pencegahan adanya onfeksi silang atau potensi virus ini bs lebih bermutasi lainnya dan akhirnya bisa merugikan manusia gitu,” tambahnya.
Dicky juga berpesan kepada pemerintah untuk meningkatkan surveilans. Kalau ada kasus flu meningkat di daerah yang peternakan seperti ini harus waspada harus ada tracing, untuk memastikan kluster seperti apa dan bentuk pemeriksaan lanjutannya ini harus dibangun.
“Ini yang disebut bagian dari penguatan surveilans. Nah masyarakat sekarang sendiri konsumsi makanan dan minuman dalam hal ini, karena di Amerika termasuk susu yang nggak di pasteurisasi juga bisa menjadi sumber penularan. Perilaku makanan dan minuman sehat ini juga harus dibangun masyarakat dan kontak alam liar apalagi bicara burung dan kelelawar harus sudah mulai di terus di bangun diterapkan di literasi bahwa ini adalah perilaku-perilaku berisiko tinggi yang harus diminimalisir atau dilakukan dengan menggunakan proteksi diri menggunakan masker dan sebagai lainnya,” ungkap Dicky.
Dicky juga mengingatkan kepada masyarakat untuk mengurangi perjalanan ke negara amerika latin atau negara-negara yang sedang terdampak virus flu burung.
“Sebetulnya tidak menjadi masalah, asal jangan melakukan kegiatan kunjungan ke wilayah atau negara peternakan seperti tadi outbreak itu karena itu yang akan meningkatkan risiko. Jadi itu di minimalisir atau dihindari kunjungan bersifat berisiko seperti itu,” tutup Dicky.
(spt)