Logo Bloomberg Technoz

Bulog Mau Investasi di Kamboja: Bisa Redam Gejolak Harga Beras?

Pramesti Regita Cindy
13 June 2024 10:40

Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menilai rencana Perum Bulog (Persero) mengakuisisi perusahaan Kamboja guna memperkuat cadangan beras nasional merupakan langkah alternatif yang patut dipertimbangkan.

Dwi, yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani (AB2TI), menyebut langkah investasi di luar negeri itu tetap harus diimbangi dengan upaya memacu produksi beras di dalam negeri.

"Saya kira itu salah satu alternatif ya. Hal yang paling penting justru yang perlu kita pikirkan adalah peningkatan produksi dalam negeri," kata Dwi kepada Bloomberg Technoz, Kamis (13/6/2024).

Mengapa Kamboja?

Lebih lanjut, Dwi menerka alasan utama pemerintah memilih Kamboja untuk akuisisi, yakni lebih terkait dengan biaya produksi yang lebih murah di Kamboja dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam dan Thailand yang juga merupakan pengimpor utama beras bagi Indonesia. 

Barang bukti penyimpangan distribusi Cadangan Beras Pemerintah atau beras Bulog di Polda Banten Jumat (10/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)