Analis mendapati inkonsistensi dalam proyeksi FOMC Juni ini. "The Fed menaikkan target inflasi inti PCE [Personal Consumption Expenditure] dan bunga acuan masing-masing jadi 2,8% dan 5,125% dari sebelumnya 2,6% dan 4,625%. Pada saat yang sama, The Fed bersikeras mempertahankan skenario 'no landing' dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2,1% dan tingkat pengangguran 4%," kata Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dan analyst Nanda Rahmawati, dalam catatan yang dilansir.
Menurut Lionel, proyeksi FOMC The Fed tersebut adalah perwujudan dari hipotesa “inflation uncertainty”, yang pernah ditulis oleh Laurence Ball pada 1997 di Journal of Monetary Economics. Menurut Ball, saat menghadapi inflasi tinggi pengambil kebijakan akan menghadapi sebuah dilema, yaitu keinginan untuk mendorong proses disinflasi akan tetapi takut menghadapi konsekuensi resesi. Alhasil, itu menimbulkan ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter di masa depan.
"Kami memperkirakan pasar akan memasang posisi melawan the Fed dan posisi ini bisa berhasil bila tekanan inflasi, terutama dari sisi jasa, konsisten rendah dalam 3-4 bulan mendatang. Prediksi kami, The Fed akan mengubah proyeksi mereka lagi pada FOMC September nanti dengan kemungkinan penurunan bunga sebanyak dua hingga tiga kali masing-masing 25 bps," kata Lionel.
Sementara menurut penilaian tim ekonom Bloomberg Economics, dengan data pertumbuhan yang kerap mencatat angka rendah secara mengejutkan sejak FOMC Mei, ditambah konsumsi yang melemah, The Fed harus memulai penurunan bunga acuan dua kali tahun ini. "Kami perkirakan akan ada penurunan bunga acuan pada September dan Desember tahun ini," kata tim ekonomi Bloomberg Economics Anna Wong, Eliza Winger dan Estelle Ou dalam kajian yang dilansir sesaat setelah hasil FOMC The Fed diumumkan.
Median dot plot memang menghasilkan satu kali penurunan bunga tahun ini, turun dari 75 bps pada dot plot Maret. Namun, melihat lebih detail, dot plot juga menunjukkan peluang dua kali pemangkasan yang lebih besar. Sebanyak delapan peserta FOMC memperkirakan 50 bps penurunan, sedangkan tujuh orang memprediksi hanya 25 bps. Adapun empat anggota menilai tidak ada peluang penurunan bunga acuan sama sekali tahun ini.
Akan halnya dengan proyeksi PDB tahun ini di 2,1% dan tingkat pengangguran 4%, menurut ekonom Bloomberg, itu mencerminkan bahwa The Fed mengabaikan data tingkat pengangguran Mei yang sudah di 4%. The Fed terlihat lebih mempertimbangkan data nonfarm payrolls yang melonjak.
"Kesimpulan kami, dot plot Juni yang hawkish memperlihatkan pejabat The Fed menimbang sinyal lonjakan NFP Mei sementara mereka juga terlihat percaya diri dengan trayektori disinflasi. The Fed juga lebih terbuka pada ide bahwa bunga acuan netral sudah meningkat yang berarti tingkat bunga saat ini dinilai belum cukup restriktif yang diduga. Masih akan ada tiga kali lagi laporan inflasi CPI sebelum FOMC September dan kami memperkirakan datanya akan memberi kepercayaan lebih besar pada The Fed bahwa disinflasi masih berjalan. Kami percaya, tingkat pengangguran akan menembus 4,2% pada September dan itu akan mendorong The Fed memotong bunga 50 bps tahun ini," kata ekonom Bloomberg Anna Wong.
(rui)