Secara teknikal, rupiah berpeluang menguat ke resistance terdekat pada level Rp16.250/US$. Lalu, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.220/US$, dan juga terdapat Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dengan time frame daily.
Sebaliknya bila sentimen berbalik dan menekan rupiah, ada level support psikologis pada level Rp16.300/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.340/US$, dan Rp16.350/US$ yang makin menjauhi MA-50, dan MA-100.
Sinyal The Fed
Hasil FOMC The Fed, bank sentral paling berpengaruh di dunia itu, memutuskan mempertahankan bunga acuan (FFR) sesuai prediksi pasar di 5,50%. Namun, yang paling ditunggu, yakni dot plot terbaru, mengisyaratkan hanya ada ada satu kali penurunan bunga acuan tahun ini dan berlanjut pada 2025 nanti sebanyak empat kali pemotongan, lebih banyak dibanding perkiraan sebelumnya hanya tiga kali.
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell juga cenderung dovish. "Pembacaan inflasi terbaru lebih baik daripada awal tahun ini, bagaimanapun, dan ada sedikit kemajuan lebih lanjut terhadap tujuan inflasi kami," kata Gubernur Jerome Powell pada Rabu waktu setempat di Washington atau Kamis dinihari waktu Jakarta.
"Kami perlu melihat lebih banyak data yang baik untuk meningkatkan keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," kata Powell.
Komite Pasar Terbuka Federal melakukan perubahan bahasa dengan menyebut telah ada "sedikit kemajuan lebih lanjut terhadap target inflasi 2%" dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, pernyataan tersebut menunjukkan "kurangnya" kemajuan lebih lanjut.
Sebelum hasil FOMC diumumkan dini hari tadi, Rabu malam kemarin Amerika juga melaporkan data inflasi Mei yang juga melegakan pasar. Data itu memberikan kepastian bahwa kemajuan menuju target inflasi 2% dari Fed telah berlanjut. Indeks inti pada Mei tercatat naik 0,2% pada Mei dan secara tahunan sebesar 3,4%, yang menjadi laju paling lambat sejak 2021.
Powell mengatakan para pejabat menyambut baik angka-angka terbaru tersebut, dan menambahkan bahwa dia berharap akan ada lebih banyak laporan seperti itu. Powell bilang data inflasi tersebut telah membantu membangun kepercayaan diri mereka pada trajectory inflasi tetapi tidak cukup untuk menjamin penurunan suku bunga saat ini. "Penurunan suku bunga yang mungkin terjadi tahun ini akan terjadi tahun depan," kata Powell. "Ada lebih sedikit penurunan suku bunga dalam median tahun ini, namun ada satu lagi tahun depan."
(rui)