Berbagai indikasi itu akan memberikan penguatan pada rupiah spot hari ini. Pada pembukaan pasar pagi ini di Asia, beberapa mata uang terlihat dibuka menguat cukup meyakinkan. Won Korea naik 0,48% di awal perdagangan, begitu juga baht dan dolar Taiwan yang juga menguat.
Sementara bursa Asia pagi ini juga dibuka semringah di mana indeks saham Kospi Korea dibuka melompat naik 1,33%. Indeks saham Jepang Nikkei juga dibuka menguat hampir 1%. Begitu juga bursa di Australia dan New Zealand yang juga bangkit pagi ini.
Hasil FOMC The Fed, bank sentral paling berpengaruh di dunia itu, memutuskan mempertahankan bunga acuan (FFR) sesuai prediksi pasar di 5,50%. Namun, yang paling ditunggu, yakni dot plot terbaru, mengisyaratkan hanya ada ada satu kali penurunan bunga acuan tahun ini dan berlanjut pada 2025 nanti sebanyak empat kali pemotongan, lebih banyak dibanding perkiraan sebelumnya hanya tiga kali.
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell juga cenderung dovish. "Pembacaan inflasi terbaru lebih baik daripada awal tahun ini, bagaimanapun, dan ada sedikit kemajuan lebih lanjut terhadap tujuan inflasi kami," kata Gubernur Jerome Powell pada Rabu waktu setempat di Washington atau Kamis dinihari waktu Jakarta.
"Kami perlu melihat lebih banyak data yang baik untuk meningkatkan keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," kata Powell.
Komite Pasar Terbuka Federal melakukan perubahan bahasa dengan menyebut telah ada "sedikit kemajuan lebih lanjut terhadap target inflasi 2%" dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, pernyataan tersebut menunjukkan "kurangnya" kemajuan lebih lanjut.
Sebelum hasil FOMC diumumkan dini hari tadi, Rabu malam kemarin Amerika juga melaporkan data inflasi Mei yang juga melegakan pasar. Data itu memberikan kepastian bahwa kemajuan menuju target inflasi 2% dari Fed telah berlanjut. Indeks inti pada Mei tercatat naik 0,2% pada Mei dan secara tahunan sebesar 3,4%, yang menjadi laju paling lambat sejak 2021.
Powell mengatakan para pejabat menyambut baik angka-angka terbaru tersebut, dan menambahkan bahwa dia berharap akan ada lebih banyak laporan seperti itu. Powell bilang data inflasi tersebut telah membantu membangun kepercayaan diri mereka pada trajectory inflasi tetapi tidak cukup untuk menjamin penurunan suku bunga saat ini. "Penurunan suku bunga yang mungkin terjadi tahun ini akan terjadi tahun depan," kata Powell. "Ada lebih sedikit penurunan suku bunga dalam median tahun ini, namun ada satu lagi tahun depan."
Kesemua itu memberikan energi kelegaan besar pada pasar dan aset-aset emerging market, termasuk rupiah dan surat utang negara, siap menerima limpahan aksi beli hari ini.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit hari ini, setelah tekanan di pasar mulai sedikit mereda di saat penutupan perdagangan kemarin.
Rupiah berpotensi menguat ke resistance terdekat pada level Rp16.250/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.220/US$, dan juga terdapat Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dengan time frame daily.
Selanjutnya nilai rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp16.300/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.340/US$, dan Rp16.350/US$ yang makin menjauhi MA-50, dan MA-100.
(rui)