Menjelang keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada malam nanti, dan pekan ini, akan menjadi penentu sentimen pasar, usai pada Jumat pekan lalu, pasar dibuat terkejut karena data Non-Farm Payrolls mencatat lonjakan tenaga kerja yang jauh melampaui ekspektasi.
Data inflasi inti yang dirilis nanti malam akan memberi kejelasan apakah kegelisahan terhentinya disinflasi beralasan, atau justru sebaliknya, melegakan pasar bahwa potensi dimulainya masa pemangkasan suku bunga acuan The Fed tahun ini masih terbuka.
Kepala Ekonom Bloomberg Economics Anna Wong menilai, FOMC Juni ini menjadi momen pivotal di mana Gubernur The Fed Jerome Powell kemungkinan akan memberikan petunjuk paling jelas tentang garis waktu penurunan bunga acuan.
Dengan berbagai indikator yang memperlihatkan kejutan yang konsisten terkait pemangkasan sejak FOMC awal Mei lalu, bahkan ketika data inflasi tidak sesuai ekspektasi, ekonom Bloomberg memperkirakan Powell akan melempar nada lebih Dovish dalam konferensi pers pada Kamis nanti.
Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) diprediksi akan mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% sampai 5,50% pada Juni.
Sejalan dengan inflasi yang tampak kembali ke jalur moderat, diperkirakan para pejabat akan mengabaikan kalimat berikut dalam pernyataannya nanti, "Dalam beberapa bulan terakhir, kemajuan lebih lanjut menuju sasaran inflasi 2% yang ditetapkan oleh Komite masih kurang."
Kecuali ada pelemahan yang mengejutkan dalam laporan ketenagakerjaan berikutnya, data inflasi saja tidak akan cukup untuk mendorong The Fed menurunkan bunga acuan pada Juli, menurut ekonom Bloomberg Economics, Artinya hanya tersisa tiga pertemuan FOMC lagi yaitu pada September, November dan Desember, jika The Fed akan mulai menurunkan bunga tahun ini.
(fad/wep)