Logo Bloomberg Technoz

Stoknya Tinggal 245.000 Ton, Bulog Mati Kutu Cari Beras Lokal

Wike Dita Herlinda
03 April 2023 19:13

Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso. (Dok. BULOG)
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso. (Dok. BULOG)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Perum Bulog (Persero) makin kesulitan menyerap gabah dan beras produksi dalam negeri, padahal stok kelolaan BUMN pangan tersebut hanya tersisa 245.223 ton per akhir kuartal I-2023.

Stok tersebut terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 233.661 ton dan beras komersial 11.561 ton. Jumlah stok penyangga atau buffer stock/iron stock di Bulog dikatakan berada dalam posisi aman apabila berada di atas 1,1 juta ton.

Terkait dengan stok beras kelolaannya yang makin terkikis, Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan persoalan tersebut bermula dari penugasan yang diberikan pemerintah untuk operasi pasar (OP) secara ekstensif pada kuartal III-2022.

“Bulog sudah lebih dari 4 tahun tidak melakukan impor untuk CBP. Namun, sekali lagi kami jelaskan, pada 2022 –tepatnya Agustus– ada pelonjakan permintaan untuk beras yang berdampak pada cadangan [di Bulog]. Kami harus melakukan OP yang menyedot CBP. Jika biasanya kebutuhan OP sebulan hanya 30.000 ton, [sejak Agustus 2022] itu melonjak sampai 180.000–190.000 ton per bulan sampai dengan hari ini,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (3/4/2023).

Akibat kebutuhan OP yang begitu besar, lanjut Buwas –sapaan akrab Budi Waseso–, Bulog kesulitan untuk melakukan pengadaan dalam negeri lantaran produksi lokal tidak mencukupi pada tahun lalu. 

Pesan Presiden, kalau dikasih jatah impor 2 juta ton, bukan berarti harus didatangkan [direalisasikan].

Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Budi Waseso