Barang China Banjiri Dunia tapi Nilai Ekspor Drop, RI Diuntungkan
News
12 June 2024 17:50
Katia Dmitrieva - Bloomberg News
Bloomberg, Saat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengecam "banjirnya" produk industri China dan bersiap untuk menaikkan tarif sebagai bentuk respons. Namun negara-negara yang memiliki hubungan dagang dengan China mendapatkan keuntungan dalam upaya menjinakkan inflasi.
Menurut data pemerintah yang dirilis Rabu (12/06/2024) indeks harga produsen (IHP) China turun selama 20 bulan berturut-turut pada Mei, merupakan penurunan terpanjang sejak periode 2012 hingga 2016. Harga yang lebih rendah tersebut mengalir ke luar negeri. Pengiriman melonjak sementara harga ekspor turun sekitar 14% sejak awal 2023.
Meskipun diskon tersebut menekan margin keuntungan produsen China dan memicu ketegangan perdagangan dengan AS dan negara lain, hal itu membantu bank sentral di banyak negara berkembang mengendalikan tekanan harga. Ekonomi yang paling diuntungkan adalah mereka yang paling bergantung pada pengiriman dari China, terutama untuk barang-barang yang terkait dengan pasar perumahan yang mengalami penurunan harga tertajam.
"Masalah disinflasi ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, negara-negara dapat menghargai efek disinflasi karena mereka mencoba mengendalikan inflasi mereka sendiri," kata Steven Kamin, seorang peneliti senior di American Enterprise Institute dan mantan direktur di Federal Reserve Board. "Pada saat yang sama, penetrasi impor oleh China telah menyebabkan banyak tekanan balik pada politik."