Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, pemadaman listrik terus-menerus sangat mengurangi produktivitas. Laptop mati selama rapat Zoom. Ketika pemadaman listrik diumumkan sebelumnya, para pekerja kantoran bergegas pulang lebih awal agar tidak terjebak di lift - yang menurut laporan media lokal telah menyebabkan setidaknya beberapa kecelakaan mematikan ketika orang-orang berebutan keluar saat listrik padam secara tiba-tiba.

Kondisi Mesir memberikan gambaran tentang apa yang akan terjadi pada perekonomian dunia selama musim panas mendatang dan juga masa depan. Dubai telah dilanda efek cuaca ekstrem setelah hujan lebat menyebabkan rumah dan jalanan terendam banjir selama berhari-hari. Ibukota teknologi India, Bangalore, sedang berjuang mengatasi kekurangan air. Dan saat cuaca panas tiba di Eropa dan Amerika, negara lain akan merasakan penderitaan masing-masing.

Nasser khawatir akan kemungkinan dampak lain di Mesir. "Salah satu kekhawatiran yang kami hadapi adalah kita mulai melihat kategori kematian akibat panas," katanya. "Suhu tidak pernah mencapai 50°C dan kami belum sampai di sana, tetapi kita perlu bersiap dan membentuk rencana darurat seperti yang kita miliki untuk menghadapi banjir."

Penderitaan Mesir sangat akut karena susunan geografisnya sebagai negara gurun dengan sumber daya air terbatas. Hal itu membuat suhu panas di negara tersebut meningkat dua kali lipat dari kecepatan di seluruh planet, menunjukkan dampak dari panas ekstrem dan menyoroti pentingnya memprediksi secara akurat peristiwa cuaca ekstrem untuk pembuatan kebijakan dan bisnis. Para ekonom dan spesialis iklim sudah memperkirakan panas yang parah musim panas ini akan terjadi di banyak belahan dunia.

Secara khusus, sebagian besar Atlantik utara masih jauh di atas suhu biasanya, yang kemungkinan akan memicu cuaca panas terus-menerus di Eropa. Itu berarti permintaan energi untuk pendinginan melonjak, dan ancaman kebakaran hutan yang meningkat di Yunani, Spanyol, dan French Riviera. Hujan badai musim panas yang lebih lebat bisa membawa risiko banjir bandang dan gangguan terhadap pertanian. Lalu ada korban jiwa.

Gelombang panas ekstrem di Mesir. (Fotografer:Islam Safwat/Bloomberg)

"Kami telah melihat selama 20 tahun terakhir angka kematian terkait panas di Eropa meningkat 30% dan ini telah berdampak pada sebagian besar wilayah Eropa," kata Carlo Buontempo, direktur Copernicus Climate Change Service di Pusat Perkiraan Cuaca Jangkauan Menengah Eropa.

Baik Maroko dan Meksiko menghadapi kekeringan, sementara California dan Barat Daya AS menghadapi gelombang panas. Di Thailand, korban tewas akibat panas tahun ini meningkat dibandingkan sepanjang 2023. Di AS, para ahli memprediksi musim yang sangat aktif untuk siklon tropis.

Di Mesir, pemadaman listrik massal pada musim panas mendatang akan menambah tekanan pada anggaran negara dan masyarakat yang sudah bergulat dengan inflasi tinggi, devaluasi mata uang, dan kenaikan harga bahan bakar dalam negeri. Negara ini baru saja mendapatkan dana talangan dalam bentuk investasi dan paket bantuan..

Menteri Keuangan Mohamed Maait mengatakan subsidi negara untuk bahan bakar mencapai 220 miliar pound Mesir pada tahun fiskal yang sedang berjalan dan untuk mengakhiri pemadaman listrik akan membutuhkan tambahan US$300 juta per bulan untuk mengimpor energi yang cukup.

Para pejabat iklim khawatir beberapa panen di Mesir juga akan terkena dampak buruk. Panen jeruk hampir hancur tahun lalu dan petani tidak bisa banyak mengekspor. Hasil panen mangga juga diperkirakan turun antara 14,6% hingga 50,5% tahun lalu sementara panen jagung di Mesir selatan juga menurun 30-40%.

Tempat-tempat wisata juga terkena dampaknya. Aswan, sebuah kota dengan reruntuhan dan kuil Firaun yang megah, salah satu tujuan wisata paling populer di negara ini dan inspirasi dari Death on the Nile karya Agatha Christie yang terkenal, mencatat suhu terpanas yang pernah ada yaitu 49,6°C di tempat teduh pada 6 Juni.

Mesir memiliki salah satu tradisi tertua di dunia dalam hal pemantauan suhu. Pada 1829, negara ini mulai mengukur suhu lima kali sehari bertepatan dengan waktu sholat lima waktu di satu ruangan di Sekolah Tekniknya. Museum departemen Meteorologi Mesir memamerkan alat pengukur cuaca yang digunakan oleh orang Mesir kuno.

Saat ini, para ahli meteorologi Mesir terus berhubungan dengan kementerian-kementerian, mulai dari penerbangan dan pertanian hingga navigasi dan energi. Mereka menyediakan prakiraan cuaca yang penting untuk segala hal, mulai dari perencanaan kota hingga impor. Hal itu dilakukan untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem yang pada tahun 2010 merusak tanaman gandum Mesir, menyebabkan puluhan kematian terkait panas lima tahun kemudian, dan pada 2018 membanjiri rumah serta memutus aliran listrik dan jalan di salah satu pinggiran kota Kairo yang paling bergengsi.

Sekarang, banyak orang Mesir yang mengatur kehidupan sehari-hari mereka sepenuhnya berdasarkan prakiraan cuaca. Di Kairo, Salwa Abdel-Azim (49 tahun) tidak memiliki AC. Jadi, dia terus-menerus memeriksa halaman Facebook BMKG Mesir untuk mengatur rencana dalam menghadapi gelombang panas, menyimpan air dalam jerigen untuk digunakan sebagai air minum dan mendinginkan kepala serta leher bagian belakang saat listrik padam. 

Keluarganya berusaha menyelesaikan semua pekerjaan sebelum listrik padam, seperti belajar, pekerjaan rumah tangga, dan mengisi daya senter LED. Dia harus memasak di pagi hari sekali sebelum berangkat kerja.

“Satu-satunya yang saya nantikan sekarang adalah waktu di antara gelombang panas,” katanya.

Perubahan iklim membuat banyak kota di dunia menjadi sangat panas karena ‘efek pulau panas perkotaan’ (urban heat island effect) yang terjadi karena bangunan dan konstruksi padat yang menyerap panas. Ini adalah masalah khusus bagi kota-kota seperti wilayah Kairo Raya, yang memiliki populasi lebih dari 20 juta jiwa.

“Rumah saya menghadap ke selatan sehingga menjadi sangat panas,” kata Sondos Ibrahim, seorang desainer grafis freelance di Kairo. “Jadi, saya kemudian pergi ke kafe di pusat perbelanjaan yang saya tahu tidak mengalami pemadaman listrik, atau saya pergi ke WFM — yang juga dikenal sebagai Bekerja dari Rumah Ibu (Working From Mom's) — jika listriknya menyala. Namun mempertahankan bisnis saya tetap berjalan adalah sebuah perjuangan.”

(bbn)

No more pages