Sementara harga berbagai barang kebutuhan pokok seperti beras, diperkirakan akan kembali naik setelah panen raya berakhir, sekitar dua hingga tiga bulan ke depan. Survei Konsumen yang dilansir Bank Indonesia terakhir mencatat, kondisi penghasilan masyarakat Indonesia saat ini lebih buruk dibandingkan enam bulan lalu. Begitu juga ketersediaan lapangan kerja yang dinilai lebih sempit. Alhasil, ekspektasi terhadap perbaikan kondisi ekonomi ke depan juga melemah.
Ketidakpastian Ekonomi Global
Situasi di Indonesia saat ini tidak bisa terlepas dari apa yang terjadi di lanskap global. Tingkat bunga tinggi di negara-negara maju memicu perlambatan ekonomi di seluruh dunia. Ditambah ketegangan di Timur Tengah dan Eropa, juga perang dagang China versus Amerika, kesemuanya membuat situasi menjadi rentan.
Nilai aset di pasar emerging market tergerus, apakah saham atau surat utang dan berbagai aset turunan lain seperti reksa dana. Dalam situasi penuh tekanan dan potensi lonjakan pengeluaran baru, mengelola keuangan jadi lebih menantang. Terlebih bila saat ini, seseorang menghadapi penurunan pendapatan dan menanggung kerugian dari penurunan nilai aset investasi.
Berikut ini tips penting pengelolaan keuangan dari Divisi Riset Bloomberg Technoz yang bisa dipertimbangkan:
Disiplin Prioritas
Dalam situasi ketidakpastian dan serba mahal, Anda perlu fokus pada kebutuhan primer dan mendesak dalam jangka pendek. Abaikan atau tunda terlebih dulu kebutuhan yang kurang penting atau bisa ditunda.
Kebutuhan primer di antaranya, belanja dapur (groceries), uang sekolah anak, pengeluaran utilitas (listrik, pulsa telpon, internet), transportasi rutin. Sementara yang bisa ditunda misalnya baju, sepatu atau alas kaki lain, juga berbagai barang dan kebutuhan yang lebih sebagai gaya hidup seperti makan di luar rumah, langganan streaming terlalu banyak, dan lain sebagainya.
Kebutuhan mendesak dan tidak bisa ditunda juga harus disiapkan dananya, seperti pembayaran cicilan kredit, kemudian yang musiman seperti pengeluaran seputar uang masuk atau biaya tahunan sekolah anak, belanja seputar kebutuhan sekolah anak di awal tahun akademis, pembelian uang kurban Iduladha dan lain sebagainya.
Jangan Menambah Utang
Bila tidak mendesak, hindari menambah utang baru kala situsi masih tidak pasti seperti saat ini. Pastikan rasio utang keuangan Anda tidak melebihi 30% dari pendapatan. Bila ada utang dengan bunga mahal yang bisa segera dilunasi, sebaiknya diprioritaskan. Seperti utang pinjol atau utang paylater.
Godaan mengambil cicilan baru misalnya untuk membeli kendaraan listrik atau berganti furniture rumah sebaiknya ditahan lebih dulu sampai situasi perekonomian lebih kondusif dan stabil.
Cash is the King
Turbulensi pasar yang masih kuat dan mungkin berlanjut sampai awal pemerintahan baru nanti, telah merontokkan harga aset saham juga surat utang. Instrumen turunan seperti reksa dana dan unitlinked juga sama, tergerus nilainya.
Dalam situasi itu, terlalu tergesa masuk ke pasar 'menangkap pisau jatuh' akan berujung kerugian. Sebaiknya bersabar menunggu hingga penurunan harga mencapai dasar atau ketika Anda menilai valuasi aset incaran sudah murah untuk diborong.
Sebelum datang waktu itu, lebih baik mengamankan aset dalam bentuk tunai. Tunai bisa di deposito bank, reksa dana pasar uang atau surat berharga tenor pendek yang sewaktu-waktu bisa Anda cairkan untuk memborong aset-aset yang tengah jatuh harganya tersebut.
Penempatan di aset fixed income yang memberikan imbal hasil juga bisa membantu Anda mengantongi passive income yang dapat dimanfaatkan untuk menambah cashflow atau direinvestasi lagi ke instrumen lain.
Emas Membantu Hedging
Emas bisa jadi pilihan diversifikasi aset yang berguna membantu Anda melindungi nilai dari inflasi jangka panjang. Pergerakan harga emas saat ini berulang memecahkan rekor dan masih potensial bergerak naik dalam waktu dekat terutama ketika The Fed, bank sentral AS, memutuskan penurunan bunga acuan.
Pasar sejauh ini memprediksi akhir tahun ini masih ada penurunan bunga acuan The Fed. Sekalipun itu meleset, melihat historinya, emas masih menjanjikan memberikan kenaikan dalam jangka panjang.
(rui/aji)