Logo Bloomberg Technoz

Aktivitas penipuan terungkap dalam uji kebisingan dan keluaran mesin untuk mobil termasuk model FIT dan N-BOX yang diproduksi dari 2007 hingga 2022. Penjualan model tersebut berjumlah 3,25 juta unit.

Tidak ada kejanggalan yang dikonfirmasi pada model mana pun yang sedang diproduksi. Kementerian akan mempertimbangkan penerapan sanksi administratif terhadap lima perusahaan otomotif tersebut pada akhir Juni.

Toyota Sudah Digeledah

Pekan lalu, pihak berwenang juga menggeledah kantor pusat Toyota Motor Corp atas dugaan kecurangan dalam uji sertifikasi keamanan.

Pada 3 Juni, produsen mobil nomor satu dunia tersebut mengumumkan penangguhan penjualan dan pengiriman tiga kendaraannya, memperparah skandal keamanan yang melibatkan beberapa produsen mobil ternama dunia.

Menurut Kementerian Perhubungan Jepang, Toyota diketahui menyerahkan data yang salah selama uji keselamatan pejalan kaki untuk tiga model terbaru mereka, yaitu Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross.

Selain itu, mereka juga menggunakan kendaraan uji yang dimodifikasi selama uji keselamatan tabrakan untuk empat model lama, termasuk Crown.

Menteri Ekonomi Ken Saito menyebut skandal yang baru terungkap ini "sangat disesalkan," pada jumpa pers di Tokyo pada Selasa, pekan lalu, dikutip Bloomberg. Dia menambahkan kementerian sedang menyelidiki dampak skandal ini terhadap pemasok dan akan mengambil tindakan yang sesuai.

Akio Toyoda (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg

Sementara itu, Chairman Toyota Akio Toyoda mengakui telah lalai “dalam proses sertifikasi dan memproduksi massal mobil kami tanpa terlebih dahulu mengambil langkah pencegahan yang tepat." 

"Untuk itu, kami mohon maaf kepada pelanggan kami dan semua penggemar otomotif,” ujarnya kepada wartawan. 

Toyota mengatakan penghentian pengiriman akan mempengaruhi dua jalur perakitan yang bertanggung jawab atas produksi 130.000 unit per tahun. Produsen mobil terbesar di dunia ini memproduksi dan menjual lebih dari 11 juta kendaraan penumpang pada 2023.

Sementara itu, Mazda mengaku telah memalsukan hasil tes dan mengubah unit yang digunakan untuk uji tabrakan pada lima model, termasuk Mazda2 dan Roadster RF, menurut pernyataan perusahaan. 

Kejanggalan tersebut teridentifikasi pada lebih dari 150.000 unit yang diproduksi perusahaan sejak 2014 untuk pasar Jepang.

"Kami akan menanggung biaya yang dikeluarkan kepada pemasok karena penghentian pengiriman," kata CEO Mazda Masahiro Moro. Dia menambahkan pihaknya akan berupaya mencegah agar kelalaian ini tidak terulang. Penghentian tersebut kemungkinan akan mempengaruhi 3.500 pesanan, dan pihaknya belum mempertimbangkan penarikan kendaraan (recall) saat ini.

Moro berpendapat bahwa masalah data ini disebabkan oleh kesalahan interpretasi karyawan terhadap manual prosedur yang tidak jelas, bukan "melindungi reputasi perusahaan" atau "pemalsuan data yang disengaja."

(wdh)

No more pages