Drajad menyadari pernyataan komitmen tersebut belum cukup bagi sebagian pelaku pasar karena mereka ingin adanya bukti. Drajad menegaskan, hingga 20 Oktober 2024 bukti itu belum bisa diberikan.
“Silakan pasar melihat bukti komitmen itu nanti setelah pak Prabowo dan mas Gibran dilantik,” tutur Drajad.
Dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/6/2024), tim strategi, termasuk Daniel Blake, melihat adanya ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa pelemahan di pasar valas di tengah-tengah suku bunga AS yang masih tinggi dan prospek dollar AS yang menguat.
Janji-janji kampanye Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto, seperti proposal untuk penyediaan makan siang dan susu untuk siswa, juga dapat menimbulkan “beban fiskal yang substansial”.
Perubahan sikap Morgan Stanley terjadi ketika dolar mulai menunjukkan tren yang lebih tinggi menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada hari Rabu (12/6/2024) dan keputusan Bank Indonesia pada minggu depan.
(mfd/ain)