Janji-janji kampanye Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto, seperti proposal untuk penyediaan makan siang dan susu untuk siswa, juga dapat menimbulkan “beban fiskal yang substansial”.
IHSG Sudah Jatuh
Setali tiga uang, pengamat pasar modal Teguh Hidayat menilai, selalu ada ketidakpastian di setiap pergantian pemerintahan yang berarti ada perubahan kebijakan. Ketidakpastian ini yang kurang disukai investor asing.
Meski pasangan Prabowo-Gibran mengusung tema keberlanjutan kebijakan Jokowi, program seperti makan siang gratis menjadi sorotan.
"Program seperti makan siang gratis, susu gratis, balik lagi pertanyaannya, duitnya dari mana? Rp450 triliun per tahun? Kalau misalnya anggarannya itu dipotong dari yang strategis, misalnya investasi di infrastruktur atau pendidikan, dampaknya nanti ke pertumbuhan ekonomi kita juga," tutur Teguh.
Jadi, yang menjadi perhatian Morgan Stanley cukup beralasan. Cuma memang, potensi penurunan IHSG lanjutan imbas dari penurunan rating menurut Teguh sudah terbatas.
Apa yang dikhawatirkan Morgan Stanley, dampaknya sudah terjadi setidaknya sejak April kemarin. Terlebih, jika dibandingkan dengan IHSG periode Maret yang masih di kisaran 7.400.
"Morgan Stanley mungkin agak telat mengeluarkan rekomendasi. Tapi, dengan dia bilang seperti itu, sebenarnya bukan berarti pasar saham kita akan turun lebih lanjut," ujar Teguh.
"Belum tentu, karena memang sudah turun. Jadi, kalau misalnya lanjut [turun] lebih dalam, seharusnya tidak. Prediksi saya, IHSG mentok-mentoknya di 6.700."
(mfd/dhf)