Logo Bloomberg Technoz

Menguji Ketahanan Cadangan Devisa Kala Rupiah di Ujung Tanduk

Tim Riset Bloomberg Technoz
12 June 2024 09:20

Kurs rupiah terhadap dolar AS. (Dok: Bloomberg)
Kurs rupiah terhadap dolar AS. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan hari ini, Rabu (12/6/2024), setelah kemarin ditutup ke level terlemah sejak 6 April 2020 atau sejak pandemi Covid-19 pecah.

Tekanan pada rupiah yang terutama karena sentimen global yaitu arah kebijakan bunga acuan Federal Reserve yang melambungkan pamor dolar Amerika Serikat (AS), rupiah juga minim sokongan dari domestik sejurus dengan peningkatan permintaan valas pada kuartal dua serta minat investor yang susut di aset-aset rupiah terutama saham dan obligasi pemerintah.

Akan tetapi, kecukupan cadangan devisa yang mencatat kenaikan pada Mei sebesar US$2,8 miliar mungkin akan membuat Bank Indonesia cukup percaya diri menangani tekanan rupiah akhir-akhir ini.

Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilangsungkan kemarin, Selasa (11/6/2024), mencatat penurunan nilai permintaan masuk 8,8% yaitu sebesar Rp42,9 triliun dari lelang sebelumnya yang mencapai Rp47,11 triliun. Sementara di pasar saham, tekanan juga terus berlangsung hingga IHSG makin terpuruk menjauhi 7.000.

Hari ini, Rabu (12/6/2024), jelang pengumuman data inflasi AS nanti malam, tekanan diperkirakan masih akan besar dan akan membuat Bank Indonesia (BI) sangat sibuk mengintervensi pasar agar rupiah bisa menjauhi level Rp16.300/US$ yang menjadi posisi psikologis pelemahan saat ini.