IHSG menguat bersamaan dengan rilis data inflasi yang melandai secara tahunan. Tercatat, inflasi Indonesia periode Maret 2023 berada pada level 4,97% secara tahunan (year-on-year/yoy). Melandai dibandingkan dengan inflasi Februari 2023 sebesar 5,47% yoy.
Katalis positif selanjutnya yang dapat menjadi pendorong penguatan laju IHSG kedepannya adalah rilis data ekonomi berupa aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) periode Maret 2023 yang mencatatkan ekspansi turut menjadi katalis positif untuk IHSG.
S&P Global melaporkan, aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur berdasarkan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada pada level 51,9. Membaik dibandingkan kinerja bulan sebelumnya yang tercatat pada level 51,2 sekaligus menjadi yang tertinggi sejak September 2022.
Manufaktur penting untuk jadi perhatian para investor. Sebab, manufaktur adalah kontributor utama pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi lapangan usaha. Ketika indikator ini meningkat, maka ekonomi secara keseluruhan akan ikut naik.
Optimisme dalam negeri juga tumbuh dari pernyataan Bank Dunia yang menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023. Adapun perkiraan sebelumnya ada di angka 4,8%, dan kini proyeksi Bank Dunia mencapai 4,9%.
Bank Dunia menyebut Indonesia telah sukses membangun kebijakan makroekonomi untuk menanggulangi krisis berbagai sektor, serta sektor jasa dalam negeri yang sangat ekspansif.
Kemudian, pada April ini akan terdapat agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuan. Pada rapat sebelumnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
BI memperkirakan rupiah akan terus melanjutkan penguatan sejalan dengan kemajuan pemulihan ekonomi yang memperkuat perekonomian dalam negeri. BI juga menyiapkan berbagai amunisi yaitu stabilisasi melalui jual beli Surat Berharga Negara (SBN), dan juga implementasi operasi moneter melalui lelang TD Valas Devisa Hasil Ekspor. Dengan berbagai strategi BI, rupiah berhasil mencatatkan apresiasi sebesar 2% pada satu bulan terakhir.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG secara teknikal dengan menggunakan indikator Moving Average (MA) untuk menentukan area level resistance, dan area level support.
Berdasarkan indikator MA, laju IHSG saat ini tengah menguji resistance MA-50. Terdapat level yang sangat menarik dicermati pada resistance selanjutnya di MA-100 di level 6.845. Apabila kedua resistance ini berhasil ditembus, IHSG ada potensi melanjutkan penguatan ke atas level 7.000.
Sedangkan untuk support IHSG masih kokoh pada level 6.740, dan 6.700 sebagai level psikologisnya. Adapun level stop loss di area 6.585.
Sebagai gambaran, MA merupakan indikator harga rata-rata dalam rentang waktu tertentu, yang kemudian dihubungkan ke dalam bentuk garis.
Melihat berbagai katalis positif yang ada, dan indikator teknikal, prospek penguatan IHSG sangat terbuka lebar sepanjang kuartal II-2023 dengan target ke atas level 7.000.
(fad/aji)