"Kalau kita nyerah ada pernyataan itu, biasanya akan timbul masalah di sana,"katanya.
Dengan adanya motivasi dalam pernikahan akan mempengaruhi motivasi hidup seseorang dalam sehari-hari yakni seperti bekerja hingga menjadi orang tua.
"Ini hanya bisa dilakukan oleh salah satu orang yang punya pendidikan tinggi,"jelasnya.
Novita menyayangkan terhadap pernyataan sebelumnya di pemerintahan bahwa kuliah adalah bagian dari kebutuhan tersier (kesenangan).
Padahal menurutnya, ketika seseorang kuliah akan terbangun pemikiran kritikal dalam kehidupannya nanti termasuk membangun hubungan pernikahan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan catatan kritis soal pelaksanaan nikah gratis pada sejumlah setempat. Ia saat itu menghadiri sebagai saksi kegiatan nikah bersama gratis Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Barat, Sabtu lalu.
Menurutnya hal ini bukan hanya soal gratis biaya menikah saja tetapi juga berfokus pada pembekalan kehidupan pernikahan nanti. Rintangan pernikahan juga diikuti keharmonisan sesuai syariat islam maupun sisi ekonomi.
"Kita pastikan pernikahan ini jangan menambah keluarga miskin. Tanggung jawab kita tidak hanya menikahkan tapi memastikan mereka tidak menjadi bagian keluarga miskin baru," kata Muhadjir dikutip dari Laman Kemenko PMK, Senin (10/6/2024).
Menurut dia, jika ada pasangan yang belum mapan, PDM dan masjid bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah melalui Kemenko PMK. Pasangan tersebut bisa dimasukkan dalam program pra-kerja, mengikuti pelatihan kerja, hingga diberikan modal usaha.
"Kalau mereka mau usaha dan butuh tambahan modal akan kita hubungkan dengan program PNM Mekaar dan KUR (Kredit Usaha Rakyat)," ujar Muhadjir.
(dec/spt)