Logo Bloomberg Technoz

Pengusaha Bantah Relokasi Pabrik Tekstil Jadi Biang Badai PHK

Pramesti Regita Cindy
11 June 2024 15:00

Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Asad Zaidi
Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Asad Zaidi

Bloomberg Technoz, Jakarta Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsfyi) menyebut relokasi pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) hanyalah alasan pemerintah dalam menutupi kegagalan dalam menciptakan lapangan pekerjaan khususnya di industri tekstil. 

"Relokasi pabrik terakhir terjadi pada 2019. Setelah Covid tidak lagi ada [pabrik] yang relokasi. Alasan relokasi kan hanya akal-akalan pemerintah agar dibilang tidak gagal dalam mencipta lapangan kerja," kata Ketua Apsfyi Redma Gita Wiraswasta kepada Bloomberg Technoz, Selasa (11/6/2024).

Hal ini dikatakan serta ditegaskan oleh Redma lantaran menurutnya pemerintah sebelumnya tidak mau mengakui bilamana terjadi pemutusan hubunga kerja (PHK) di industri TPT, sehingga berdalih dengan adanya relokasi pabrik.

"Sebelumnya kan pemerintah enggak mau akui kalau ada PHK, mereka bilang itu pabriknya relokasi ke Jawa Tengah bukan PHK, padahaltidak ada relokasi lagi sejak 2020," jelasnya. 

Ilustrasi buruh pabrik garmen. (Qilai Shen/Bloomberg)

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja sebelumnya telah mengatakan relokasi pabrik bukanlah penyebab sulitnya penyerapan tenaga kerja industri TPT, terlebih dengan diterapkannya automasi.