Logo Bloomberg Technoz

Deni mengungkapkan bahwa pada awalnya pihaknya menetapkan target indikatif dari penerbitan SBR013T2 dan SBR013T4 sebesar Rp15 triliun, namun pihaknya menyediakan kuota tambahan Rp5 triliun apabila minat masyarakat tinggi dalam pembelian SBR.

“Cuma nanti tentu kami akan perhatikan juga minat dari masyarakat, kalau memang tinggi minatnya kami punya ruang alokasi untuk upsize hingga Rp20 triliun jadi targetnya Rp15-20 triliun,” kata Deni.

Sebelum itu, Deni mengimbau kepada masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen SBR untuk tak perlu khawatir dengan risiko gagal bayar, sebab instrumen tersebut diterbitkan pemerintah dan dijamin Undang-Undang.

“Ini karena instrumen yang diterbitkan pemerintah, dan pembayaran kupon dan juga pokoknya dijamin UU, maka bisa dibilang risiko gagal bayar adalah 0,” ungkapnya.

Meski demikian, ia tetap membeberkan kekurangan dari instrumen investasi satu ini, yakni tak dapat diperjualbelikan. Namun tetap terdapat fitur penebusan lebih awal, misal untuk yang bertenor 2 tahun dapat diambil maksimal 50% setelah melewati tahun pertama dan yang bertenor 4 tahun dapat diambil 50% setelah tahun kedua.

“Jadi itu fitur yang kita sediakan kepada masyarakat utk bisa memanage risiko likuiditas ketika mereka berinvestasi di SBR,” pungkasnya.

(azr/lav)

No more pages