Kemudian, pada Rabu, AS akan melaporkan data inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) bulan Mei yang akan memberi petunjuk penting arah suku bunga acuan The Fed ke depan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, JPMorgan Chase & Co. hingga Citigroup Inc. mendesak para investor untuk bersiap-siap menghadapi goncangan di pasar usai terbitnya Indeks Harga Konsumen pada Rabu, dan keputusan suku bunga AS.
The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya seperti saat ini, namun ada sedikit kepastian pada proyeksi suku bunga. Sebanyak 41% ekonom memperkirakan bahwa mereka akan mengisyaratkan dua kali pemangkasan dalam "Dot Plot", sementara jumlah yang sama memperkirakan bahwa prakiraan hanya akan menunjukkan satu kali pemangkasan atau tidak ada pemangkasan sama sekali.
"Rilis 'Dot Plot' baru yang menguraikan proyeksi The Fed untuk jalur suku bunga akan menjadi fokus utama," kata Jason Pride dan Michael Reynolds di Glenmede.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, investor secara umum mengambil sikap menghindari risiko (Risk-Averse) jelang pertemuan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve) dan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) minggu ini.
“Data Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang dirilis Jumat lalu memperlihatkan jumlah penambahan pekerja dan pertumbuhan upah di bulan Mei secara tak terduga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sehingga memperkuat narasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru dalam menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan mereka minggu ini dan di bulan Juli,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari regional Asia, para investor regional juga mencermati data terbaru pada Senin yang menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto Jepang menyusut pada laju tahunan mencapai 1,8% dalam tiga bulan hingga Maret.
Angka tersebut mencerminkan konsumen dan Perusahaan mengurangi pengeluaran dan persediaan yang tidak terjual menumpuk di rak-rak gudang karena tren inflasi terkuat dalam beberapa dekade terus menekan pengeluaran secara riil.
Belanja rumah tangga masih lemah, memperpanjang penurunan menjadi empat kuartal berturut-turut dengan laju penurunan paling cepat dalam tiga kuartal akibat tekanan kenaikan harga-harga, pertumbuhan upah yang rendah, dan dampak dari peristiwa gempa bumi di tahun ini.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,34% ke 6.921 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Koreksi dari IHSG pun telah menutup gap dan mencapai target yang kami berikan. Saat ini, diperkirakan posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (2), sehingga dapat diwaspadai akan lanjutan koreksi IHSG yang akan menuju ke 6.742-6.794,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (11/6/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BBNI, BBRI, MAPI, dan SMRA.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi konsolidasi di level 6.900-6.950 pada Selasa (11/6)
“Secara teknikal, pada penutupan IHSG Senin (10/6) terbentuk long lower shadow yang mengindikasikan potensi rebound, namun masih terbentuk pelebaran negative slope pada MACD. Sehingga IHSG berpotensi konsolidasi di kisaran level 6.900-6.950 pada perdagangan Selasa (11/6),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi saham bank, terutama bank-bank berkapitalisasi besar (BBRI, BBNI, BBCA). Disamping saham-saham bank, pasar dapat memperhatikan potensi rebound pada HRUM, BRPT, dan EXCL.
(fad)