Logo Bloomberg Technoz

Kevin Book, direktur pelaksana ClearView Energy Partners, sebuah perusahaan konsultan Washington mengatakan tidak ada yang akan menghentikan penjualan stok tersebut. “Presiden Biden telah mengambil kendali atas harga BBM dengan cara yang tidak dilakukan oleh presiden lain sebelumnya,” kata Book.

“Jika dia melanjutkan itu, maka kemungkinan intervensi akan terjadi lagi.”

2. Menekan Produsen Dalam Negeri

Jangan heran jika nantinya akan ada lebih banyak serangan politik terhadap sektor energi AS, yang telah berulang kali mengabaikan permintaan Biden selama setahun terakhir untuk mempercepat peningkatan produksi, dan menuai cacian karena menghasilkan rekor keuntungan. Saat ini, produksi minyak dalam negeri terus tumbuh lambat akibat industri yang enggan menambah pengeboran karena takut rugi besar kala siklus permintaan drop. 

“Karena AS tidak dapat benar-benar memaksa anggota OPEC+, imbasnya adalah industri minyak dan gas dalam negeri,” kata Timm Schneider, seorang analis The Schneider Capital Group LLC.

Departemen Energi AS pun merujuk pada pernyataan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam merespons keputusan OPEC+ ini bahwa negara akan terus berupaya bersama semua produsen dan konsumen untuk memastikan pasar energi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan harga yang lebih rendah untuk konsumen AS.

3. Mendorong 'NOPEC'

Gedung Putih mengisyaratkan pada tahun lalu, sebagai tanggapan atas keputusan pemangkasan produksi sebesar 2 juta barel per hari oleh OPEC+ yang tak terduga, bahwa mereka akan mendukung undang-undang yang memungkinkan AS untuk mengambil langkah dramatis dengan menuntut negara-negara OPEC.

Tapi akhirnya, pemerintah mundur dari upaya mendukung RUU tersebut, yang disebut “No Oil Producing and Exporting Cartels Act,” atau “NOPEC” akibat peringatan atas dampak dari kebijakan itu terhadap hubungan diplomatik dan industri pertahanan.

4. Pembatasan Ekspor

Opsi lain yang dimiliki pemerintahan Biden adalah membatasi ekspor bensin dan diesel. Gedung Putih menganggap opsi itu tahun lalu sebagai langkah potensial untuk menjinakkan harga dalam negeri, namun ini tidak pernah jadi dilakukan. Para analis mengatakan pembatasan seperti itu bisa menjadi bumerang dan menyebabkan harga malah lebih tinggi di beberapa bagian di AS. 

5. Tidak Melakukan Apapun

Tidak melakukan apa-apa juga merupakan pilihan, kata David Goldwyn, seorang duta energi pada masa Presiden Barack Obama, yang saat ini memimpin perusahaan konsultan Goldwyn Global Strategies.

"Ini terlihat seperti pemotongan berbasis pasar dari OPEC, yang tidak memerlukan tanggapan," kata Goldwyn. “OPEC mengantisipasi pertumbuhan permintaan yang lambat. Penjualan yang dimandatkan  tahun ini belum sesuai target pasarnya dan tindakan OPEC ini mungkin dirancang untuk itu.”

--Dengan asistensi Jordan Fabian.

(bbn)

No more pages