Pelemahan rupiah berlangsung ketika indeks dolar AS bangkit lagi di mana sore ini menyentuh 105,24. Yield atau imbal hasil Treasury, surat utang AS, juga semakin melonjak pada perdagangan Asia juga Eropa.
Pemodal juga melepas saham serta surat utang negara, terindikasi dari tekanan yang dihadapi oleh IHSG di awal perdagangan meski akhirnya berhasil ditutup lebih kuat di 6.921,54.
Adapun di pasar obligasi negara, imbal hasil SBN di semua tenor terpantau naik menandai tekanan jual yang melanda pasar. Tenor pendek 2Y sore ini terpantau di 6,658%, sedang tenor 5Y di 6,925%, tenor 10y di 6,965% dan tenor 15Y kini di 7,010%.
Rupiah juga tertekan hasil rilis Survei Konsumen terakhir yang mencatat penurunan Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia pada Mei akibat penurunan kondisi keuangan saat ini dan ekspektasi kondisi perekonomian ke depan.
Hasil survei memotret, konsumen menilai kondisi perekonomian Indonesia saat ini dinilai lebih buruk ketimbang enam bulan yang lalu, terutama akibat kondisi penghasilan yang menurun dan lapangan kerja yang sempit, sehingga tingkat keyakinan masyarakat RI terhadap situasi ekonomi ke depan jadi terkikis.