Logo Bloomberg Technoz

Kemenkeu Terbitkan SBN Domestik untuk Cegah Crowding Out Effect

Azura Yumna Ramadani Purnama
10 June 2024 19:50

Penjualan Saving Bond Ritel SBR012 menembus rekor Rp 22,18 triliun pada penutupan pemesanan pekan ini (Bloomberg)
Penjualan Saving Bond Ritel SBR012 menembus rekor Rp 22,18 triliun pada penutupan pemesanan pekan ini (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut lebih memprioritaskan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dalam mata uang domestik dibandingkan valuta asing (valas) untuk mencegah terjadinya crowding out effect atau larinya dana dari pasar keuangan domestik.

Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan menjelaskan bahwa pemerintah dalam melakukan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih memprioritaskan surat utang dalam bentuk mata uang domestik untuk mencegah terjadinya crowding out effect.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa penerbitan surat utang yang dilakukan untuk pasar global hanya berkisar 15%-20%. Hal ini dilakukan pemerintah untuk tetap menjaga kepemilikan asing dalam surat berharga RI sehingga menurunkan risiko terjadinya crowding out effect.

“Jadi crowding out effect itu dimana pasar keuangan uangnya habis tersedot oleh pemerintah atau pihak publik sehingga private company sulit dapat kredit, jadi cegah crowding out kami kombinasi penerbitan [SBN] di dalam dan luar negeri,” tutur Deni dalam taklimat media di kawasan Jakarta Selatan, Senin (10/6/2024).

Deni merinci portofolio utang RI, yakni utang dalam mata uang rupiah tercatat sebanyak 72% dan sisanya 28% tercatat dalam valas yakni dolar Amerika Serikat (AS), euro, hingga yen.