Logo Bloomberg Technoz

Berikut 10 saham paling merugi (top losers) sepanjang perdagangan kuartal I-2023:

Saham Terboncos Sepanjang Kuartal I-2023 (Riset Bloomberg Technoz)

Data riset Bloomberg Technoz menunjukkan emiten teknologi dari IndoSterling Group. yakni PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) menempati posisi pertama dengan total penurunan sepanjang kuartal I-2023 mencapai 88% ke posisi Rp 490/saham.

Adapun tekanan yang mempengaruhi pergerakan saham TECH adalah kabar dari Pemegang Saham Pengendali (PSP) yaitu PT Indosterling Sarana Investasi melakukan aksi jual saham besar-besaran hingga melepas jutaan sahamnya. Aksi jual secara masif juga disusul oleh DBS Vickers Secs Singapore. 

Adapun pada Maret ini Otoritas Bursa telah meminta penjelasan kepada Indosterling Technomedia terkait aksi jual Saham Pengendali yang kini hanya tersisa 45% kepemilikan sahamnya, dari sebelumnya mencapai 72,27% pada Desember 2022.

Berikut kedua jawaban yang dikutip dari halaman keterbukaan informasi Perseroan, “PT Indosterling Sarana Investa tetap berkomitmen untuk menjadi Pemegang Saham Pengendali Perseroan dalam waktu 12 (dua belas) bulan mendatang,” jelas Devin Christopher Corporate Secretary Indosterling Technomedia.

“Perseroan tidak berencana atau memiliki informasi terkait rencana perubahan pengendalian setidaknya dalam periode 12 (dua belas) bulan mendatang,” pungkasnya.

Selanjutnya posisi kedua ditempati oleh PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) yang mencatatkan koreksi 87% pada kuartal I-2023. Posisinya kini menetap pada harga Rp 152/saham. Menariknya, saham INPS pada awal 2023 pernah menyentuh level Rp 1.210/saham.

Tekanan untuk saham INPS adalah kinerja laporan keuangannya yang terus menderita kerugian. Keterbukaan informasi terkini melalui Public Expose Insidentil (17/3/2023) tercatat, Indah Prakasa Sentosa masih mencatat total rugi sebelum pajak sebesar Rp 2,22 miliar per kinerja 30 September 2022, dan pada periode sebelumnya 30 September 2021 mencetak rugi sebesar Rp 3,15 miliar.

Adapun sebelumnya perdagangan saham INPS sempat dihentikan oleh Otoritas Bursa akibat belum dibayarkannya Annual Listing Fee kepada BEI. Penghentian sementara juga pernah terjadi lantaran saham INPS terus mencatatkan penurunan harga yang signifikan.

"Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan," papar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A.

Berikut 10 saham paling menguntungkan (top gainers) pada perdagangan kuartal I-2023

Saham Tercuan Sepanjang Kuartal I-2023 (Riset Bloomberg Technoz)

Ada 2 saham yang baru tercatat pada papan perdagangan BEI memimpin jajaran saham tercuan kuartal I-2023. 

Posisi pertama ditempati oleh saham PT Hatten Bali Tbk (WINE) yang harga sahamnya meroket 326% ke posisi Rp 550/saham. WINE merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang produksi minuman beralkohol. Dengan berhasil tercatat pada 10 Januari 2023. WINE melepas 678 juta saham atau 25,02% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan harga perdana Rp 129/saham.

Melesatnya harga saham WINE linear dengan prospek bisnis dan kinerja historisnya, tercatat dalam performa kinerja 2 tahun terakhir WINE mencatatkan kinerja yang cukup baik. Bersamaan dengan itu, WINE gencar melakukan pemasaran dan distribusi ke pusat-pusat pariwisata serta mengelola perkebunan sendiri.

Selanjutnya pada posisi kedua ada saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang harga sahamnya melesat 270% ke posisi Rp 815/saham. Adapun sentimennya adalah, gencarnya ekspansi CUAN yang tercantum pada prospektusnya kala IPO pada Maret 2023 kemarin.

CUAN merupakan perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha aktivitas Perusahaan Holding. Melalui entitas anak perusahaan, hingga prospektus diterbitkan Petrindo Jaya Kreasi memiliki dua konsesi tambang batu bara di Kalimantan. Adapun penggunaan dana IPO-nya akan digunakan untuk modal kerja pembelian infrastruktur pendukung seiring dengan meningkatkan produksi batu bara.

(fad/aji)

No more pages