Indonesia Hadapi Perang Suku Bunga Valas Demi Tarik Dolar
Krizia Putri Kinanti
20 January 2023 11:24
Bloomberg Technoz, Jakarta - Fenomena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir membuat permintaan atas mata uang the greenback tersebut meningkat. Penguatan ini disebabkan oleh sikap bank sentral AS, The Fed, yang semakin agresif menaikkan suku bunga acuannya merespon tingginya inflasi.
Kondisi tersebut mendorong sejumlah negara berlomba-lomba untuk meningkatkan cadangan valasnya dalam bentuk dolar AS. Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, ketika dolar tengah mengalami penguatan, persaingan suku bunga perbankan antar negara menjadi tidak dapat dihindari.
Hal ini ternyata turut berdampak pada Indonesia, tercermin dari pertumbuhan surplus perdagangan yang tinggi namun tidak diikuti dengan pertumbuhan simpanan valas di perbankan dalam negeri. Pasalnya, masih banyaknya eksportir yang hobi menyimpan dolar mereka di luar negeri ketimbang menyimpannya di bank lokal.
Kami merasa concern karena pada 2022, ekspor Indonesia sangat tinggi sebanyak $ 291 miliar dan trade balace $ 55 miliar, tapi dolar itu tidak masuk ke Indonesia
Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
Suku bunga simpanan menjadi salah satu faktor penting untuk menarik minat nasabah menyimpan uangnya di bank. Eksportir menilai tingkat bunga rendah membuat produk simpanan valas di dalam negeri menjadi tidak kompetitif.
Di Indonesia sendiri sampai dengan 31 Januari 2023, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mematok Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) bagi simpanan valas di bank umum sebesar 1,75%.