Cara HSBC Menangkap Peluang Indonesia sebagai Gerbang Utama ASEAN
Jakarta - Berpenduduk lebih dari 680 juta jiwa, ASEAN semakin dipertimbangkan dalam peta percaturan global, baik geopolitik maupun ekonomi. Secara total, jumlah penduduk ASEAN menempati peringkat ketiga terbanyak dunia, setelah India dan China, dengan lebih dari separuh populasi berusia di bawah 30 tahun.
Antara tahun 2010 dan 2022, ASEAN mencatatkan pertumbuhan rata-rata 4,4%, mendorong produk domestik bruto (PDB) secara agregat mencapai US$ 3,6 triliun. Potensi ekonomi serta demografi penduduk usia produktif menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang atraktif bagi ekspansi internasional dibandingkan negara-negara maju yang relatif menua.
Survei terbaru HSBC terhadap 3.500 perusahaan multinasional dengan kepentingan bisnis di ASEAN, misalnya, mendapati bahwa 91% responden berencana melakukan ekspansi lebih lanjut di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai catatan, sekitar 40% populasi ASEAN, atau sekitar 270 juta jiwa, terkonsentrasi di Indonesia, negara dengan ribuan pulau yang membentang tiga zona waktu.
Indonesia berperan sebagai pintu gerbang bagi 680 juta penduduk ASEAN, serta pusat pasar regional dan internasional dengan 35 perjanjian perdagangan internasional, termasuk Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), sebuah pakta perdagangan terbesar yang melibatkan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.