Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Jatuh, BI Intervensi Pasar Spot dan DNDF Tahan Kemerosotan

Azura Yumna Ramadani Purnama
10 June 2024 10:38

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan berada di pasar saat ini, Senin (10/6/2024) menjaga nilai tukar rupiah agar tidak semakin terperosok jatuh di tengah kerontokan nilai aset-aset emerging market di seluruh dunia.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto mengatakan, kejatuhan rupiah pagi ini berlangsung tidak sendirian karena hampir semua valuta emerging market juga anjlok menghadapi dolar Amerika.

Pelemahan rupiah adalah karena sentimen pasar yang memburuk sejak akhir pekan lalu pasca data nonfarm payrolls Amerika mencatat angka tinggi melampaui prediksi pasar. 

"Hampir semua mata uang emerging market Asia melemah akibat data NFP di atas ekspektasi sehingga NDF [nondeliverable forward], ditutup melemah saat closing di pasar New York sehingga berdampak pada opening pasar hari ini. Tentu kami akan berada di pasar untuk memastikan tidak ada gejolak yang ekstrem dengan triple intervention terutama di spot dan domestic NDF," kata Edi pada Bloomberg Technoz, pagi ini. 

Rupiah pada pukul 10:30 WIB semakin terperosok melemah ke Rp16.293/US$, level terlemah sejak April 2020 dan menjadi posisi terburuk baru setelah rupiah anjlok dalam kala krisis pandemi 2020 silam di Rp16.575/US$, terlemah dalam sejarah.

Cadangan devisa memadai