Logo Bloomberg Technoz

Tren PHK Industri Tekstil, Benarkah Akibat Relokasi dan Automasi?

Pramesti Regita Cindy
10 June 2024 10:20

Ilustrasi buruh pabrik garmen. (Qilai Shen/Bloomberg)
Ilustrasi buruh pabrik garmen. (Qilai Shen/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyebut relokasi pabrik bukanlah penyebab sulitnya penyerapan tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT), terlebih dengan diterapkannya automasi di sektor tersebut.

"Relokasi industri seharusnya dapat menyerap tenaga kerja. Automasi tidak menjadi penghalang dikarenakan masih terbuka lapangan pekerjaan bagi tenaga ahli permesinan, khususnya untuk [menunjang program] Industry 4.0," kata Jemmy kepada Bloomberg Technoz, akhir pekan.

Menurut Jemmy, faktor yang menghambat penyerapan tenaga kerja di sektor TPT adalah turunnya permintaan pasar sehingga mengakibatkan anjloknya utilisasi pabrikan tekstil. 

"Turunnya utilisasi [pabrik] menyebabkan berkurangnya mesin yang digunakan untuk produksi, sehingga perusahaan terpaksa melakukan efisiensi jumlah tenaga kerja untuk mesin yang masih berjalan," jelasnya. 

Ilustrasi buruh pabrik. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Dengan demikian, menurut Jemmy, seharusnya relokasi pabrik justru lebih memperkuat daya saing industri TPT nasional, karena upah pekerja yang harus dibayarkan berkaitan erat dengan arus kas perusahaan. Makin tinggi upah yang menjadi beban perusahaan, makin turun daya saing industrinya.