Logo Bloomberg Technoz

Mati Kutu Lawan Impor Murah, Sektor Tekstil Diamuk Badai PHK Lagi

Pramesti Regita Cindy
10 June 2024 09:40

Ilustrasi bahan tekstil. (Dhiraj Singh/Bloomberg)
Ilustrasi bahan tekstil. (Dhiraj Singh/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kembali menjadi sorotan seiring dengan badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tersebut, yang masih terus berlanjut hingga memasuki medio 2024. 

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menyebut permasalahan utama yang menyebabkan PHK massal di sektor TPT tidak kunjung usai adalah penurunan permintaan (order) untuk industri dalam negeri.

Dia tidak menampik produk TPT dalam negeri gagal bersaing dengan barang serupa impor yang membanjiri pasar domestik.

"Permasalahan utama yang menyebabkan terjadinya PHK secara masif adalah turunnya order untuk industri TPT dalam negeri," ujarnya kepada Bloomberg Technoz, akhir pekan lalu.

"Turunnya order ini dikarena harga produk TPT Indonesia tidak dapat bersaing dengan produk impor yang masuk ke pasar dalam negeri Indonesia. Produk TPT Indonesia bersaing dengan produk impor yang lebih murah dibandingkan dengan produk TPT Indonesia," sambungnya.

Ilustrasi Pabrik Tekstil. (Dimas Ardian/Bloomberg)