Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Sebut Ada Potensi Target Nilai Tukar Tahun Depan Jebol

Azura Yumna Ramadani Purnama
10 June 2024 08:00

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai pemerintah bisa mencapai target besaran nilai tukar rupiah sebesar Rp15.300-15.900 per dolar Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, menurut dia, pemerintah harus mewaspadai risiko higher for longer yang berlanjut, meningkatnya eskalasi geopolitik, hingga pelebaran defisit fiskal akibat program populis pemerintahan baru.

Menurut dia, terdapat ruang nilai tukar menguat ke bawah Rp16.000/US$ pada tahun 2025, sejalan dengan terbukanya peluang pemotongan suku bunga global yang lebih lebar terutama oleh bank sentral AS atau The Fed.

Saat ini, kata dia, perekonomian AS sudah mulai menunjukan sinyal pelemahan, bahkan para pelaku pasar telah berekspektasi akan terjadi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 20-50 basis poin (bps) pada tahun ini dan 100 bps pada tahun depan.

“Dan jika hal tersebut terjadi maka akan memicu sentimen risk-on yang dapat meningkatkan inflow ke emerging market termasuk Indonesia, sehingga dapat mendorong rupiah terapresiasi,” kata Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (10/6/2024).

Meskipun demikian, Josua mengatakan, pemerintah tetap harus mewaspadai risiko berlanjutnya tren suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lama atau higher for longer pada tahun depan. Hal tersebut bisa terjadi apabila ekonomi AS terus menunjukan ketahanannya meski suku bunganya telah tinggi.