Logo Bloomberg Technoz

Membuka Pekan, Pelemahan Rupiah Kembali Menghadang Gegara Data AS

Tim Riset Bloomberg Technoz
10 June 2024 07:50

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan menghadapi tekanan dalam perdagangan hari pertama pekan ini, Senin (10/6/2024), buntut dari sentimen global yang berbalik negatif pasca rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mengancam peluang penurunan bunga acuan Federal Reserve.

Rupiah yang pekan lalu sempat menyentuh level baru terlemah sejak April 2020, berhasil ditutup menguat secara mingguan. Akan tetapi, data hari Jumat pekan lalu yang mengejutkan pasar di mana penambahan lapangan kerja di AS jauh melampaui prediksi, membuat pasar khawatir The Fed akan semakin jauh dari peluang pelonggaran moneter tahun ini.

Sinyal tekanan itu terlihat di pasar offshore akhir pekan lalu di mana rupiah NDF (nondeliverable forward) ditutup melemah di pasar New York di kala indeks dolar AS bangkit ke level terkuat sebulan terakhir. Rupiah NDF-1 bulan ditutup melemah 0,26% kembali lagi mendekati Rp16.300, tepatnya di Rp16.292/US$. 

Imbal hasil Treasury, surat utang AS, melompat hingga 16,3 bps untuk tenor pendek 2Y menembus 4,887%. Sedangkan 10Y naik 14,6 bps menjadi 4,434%.

Pekan ini, kalender ekonomi pasar global maupun regional akan cukup padat. Federal Reserve akan menggelar pertemuan Komite Terbuka (FOMC) dan mengumumkan kebijakannya pada Kamis nanti. Sementara sebelumnya, data inflasi konsumen AS akan dilansir.