Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim telah berhasil melakukan transformasi pada lembaga pimpinannya tersebut yang mana salah satu indikatornya adalah dividen BUMN kepada negara yang mengalami peningkatan. 

"Kita merencanakan pada 2024 itu dividen ditargetkan sebesar Rp85 triliun atau naik dari Rp 81 triliun [dividen 2023]," kata Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, dikutip Sabtu (8/6/2024). 

Adapun capaian tersebut, kata Erick, berkat dari kolaborasi antarpihak. Komisi VI DPR RI dalam mengawal dan mendukung program BUMN, menurutnya, menjadi peran yang penting. Tak hanya itu, kerja sama kementerian dan lembaga lain, serta direksi dan komisaris BUMN yang bekerja keras melakukan transformasi. Juga komitmen semua tim di Kementerian BUMN untuk mewujudkan target. 

Oleh karena itu, Erick memastikan bahwa program bersih-bersih BUMN akan terus berjalan. 

"Tadi seperti disampaikan teman-teman di Komisi VI, meski 90 persen ini kasus lama, tapi kami berkomitmen untuk melakukan bersih-bersih BUMN terhadap oknum-oknum tanpa pandang bulu bersama pihak kejaksaan, KPK, dan Kepolisian," ujarnya. 

Di sisi lain, BUMN kini tengah menghadapi skandal dari PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) atas manipulasi laporan keuangan keduanya yang berpotensi merugikan negara hingga Rp371 miliar.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, masalah dari kedua BUMN Farmasi tersebut sudah terjadi sejak lama. "Masa lalu, itu masa lalu," ujar Arya saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/6/2024).

Arya mengatakan, KAEF melakukan rekayasa keuangan dengan cara menggelembungkan laporan keuangan yang seharusnya merugi menjadi keuntungan.

"Kalau tidak ada audit dari internal KAEF tidak dapat itu. [Karena] audit internal kami dapat itu," ujarnya.

Sebelumnya, manajemen KAEF telah mengendus adanya dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usahanya, yakni PT Kimia Farma Apotek (KFA). Praktik tersebut terjadi dalam kurun waktu periode 2021-2022.

Hal itu pun membuat manajemen mengambil keputusan untuk melakukan audit investigasi.

"Saat ini, manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen," ujar Direktur Utama KAEF David Utama dalam siaran resminya, baru-baru ini.

(prc/ros)

No more pages