Rupiah Pimpin Penguatan Valuta Asia, Kinerja Mingguan Cemerlang
Tim Riset Bloomberg Technoz
07 June 2024 14:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah bersiap menutup pekan ini dengan penguatan mingguan setelah beberapa hari terakhir mengalami tekanan cukup besar. Sentimen positif pasar pasca bank sentral Eropa, ECB, memangkas bunga acuan pertama kali sejak 2019 dilanjut dengan rilis posisi cadangan devisa yang naik pertama kali juga setelah empat bulan berturut-turut longsor, menjadi penyokong keperkasaan rupiah di hari terakhir bursa pekan ini.
Rupiah spot pada pukul 14:24 WIB, bergerak menguat ke Rp16.199/US$, mencerminkan penguatan 0,3% dibanding posisi penutupan hari sebelumnya. Penguatan rupiah berpotensi langgeng sampai penutupan pasar bila melihat sinyal pasar offshore. Pada pembukaan pasar Eropa pada siang jelang sore hari ini, rupiah NDF terpantau bergerak menguat ke kisaran Rp16.205-Rp16.213/US$ memberi indikasi pasar yang cenderung optimistis jelang rilis data ketenagakerjaan Amerika nanti malam.
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah berhasil 'parkir' di level Rp16.195/US$, mencerminkan penguatan mingguan 0,33% dibanding level penutupan pekan lalu di Rp16.250/US$.
Rupiah tidak menguat sendirian. Semua mata uang Asia sampai jelang penutupan pasar terlihat kompak menguat. Rupiah memimpin penguatan di belakangnya menyusul baht Thailand yang menguat 0,26% lalu peso Filipina 0,15%, disusul oleh rupee India yang menguat 0,1%, kemudian ada dolar Singapura menguat 0,09% juga rupee 0,1% dan yuan China 0,03%. Indeks dolar AS terlihat loyo meski stabil di kisaran 104,04, memberi peluang mata uang yang menjadi lawannya untuk menguat.
Penguatan rupiah juga didukung oleh optimisme di pasar obligasi domestik di mana mayoritas kurva yield-nya bergerak menurun. Imbal hasil tenor 10Y terkikis turun ke 6,90%, sedangkan tenor 2Y masih naik ke 6,589%. Yield 5Y tergerus ke 6,85%.