Logo Bloomberg Technoz

API: PHK Industri Tekstil Melesat 66%, Terbanyak di Pabrik Kain

Pramesti Regita Cindy
07 June 2024 14:35

Petugas Pusat Konservasi Cagar Budaya melakukan perawatan koleksi Museum Tekstil di Jakarta, Selasa (5/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petugas Pusat Konservasi Cagar Budaya melakukan perawatan koleksi Museum Tekstil di Jakarta, Selasa (5/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tahun ini paling banyak terjadi di lini industri antara (intermediate) yang mengolah bahan baku setengah jadi untuk memproduksi kain.

Ketua Umum API  Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengonfirmasi sepanjang Januari—Mei 2024, korban PHK di industri TPT sudah mencapai hampir 11.000 pekerja, yang diklaimnya meningkat cukup drastis dari periode yang sama tahun lalu.

"Hingga Mei 2024, total PHK yang terjadi di industri TPT kurang lebih terdapat 10.800 tenaga kerja yang terkena PHK. Hingga kuartal I-2024 terjadi kenaikan jumlah PHK sebesar 3.600 tenaga kerja atau naik sebesar 66,67% [secara year on year/yoy]," terangnya kepada Bloomberg Technoz, Jumat (7/6/2024).

Saat ini, menurut Jemmy, utilisasi pabrik pertekstilan di Indonesia sudah tidak sampai 50% dan banyak pabrik yang menutup usahanya, berbanding lurus dengan tren PHK yang masih berlanjut di sektor tersebut. 

"Kalau berdasarkan catatan data impor, impor terbesar industri TPT Indonesia adalah impor produk kain sebesar 39,64% diikuti produk serat sebesar 32.40% pada 2023. Hal ini menunjukkan masih ada ketergantungan terhadap bahan baku impor, sedangkan industri dalam negeri TPT Indonesia sudah mampu memproduksi bahan baku tersebut," tuturnya.

Ilustrasi Pabrik Tekstil. (Dimas Ardian/Bloomberg)