Dalam prospektus disebutkan bahwa 81,68% atau 49,02 juta saham HJR dikendalikan oleh PT Harita Guna Dharma Bhakti (HGDB), sementara sisanya dimiliki oleh pemilik Harita Group, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono (Lim Hariyanto) dan keluarganya.
Lim Hariyanto memegang 4,58% atau 2,75 juta saham HRJ dan, istrinya, Rita Indriawati memegang 2,74% atau 1,65 juta saham. Di sisi lain, dua anak Lim Hariyanto yaitu Lim Gunawan Hariyanto dan Lim Gunardi Hariyanto memiliki saham HJR masing-masing sebesar 3,85 juta saham (6,42%) dan 2,74 juta saham (4,58%).
Lim Gunawan dan Lim Gunardi dalam struktur perusahaan HRJ, keduanya juga berperan sebagai direktur utama dan direktur. Sementara Lim Hariyanto dan Rita Indriawati merupakan komisaris utama dan komisaris.
Selain itu, keluarga tersebut juga memegang kendali atas CDJM dengan kepemilikan saham sebesar 40% atau 1.000 saham oleh Lim Hariyanto, 35% atau 875 saham oleh Lim Gunawan Hariyanto, dan 25% atau 625 saham oleh Lim Gunardi Hariyanto.
Dalam prospektus unit bisnis Harita Nickel ini disebutkan bahwa saham HGDB dimiliki oleh Lim Hariyanto dan kedua anaknya. Lim Hariyanto memegang mayoritas saham sebesar 40%, diikuti oleh Lim Gunawan Hariyanto sebesar 35%, dan Lim Gunardi Hariyanto sebesar 25%.
Meskipun demikian, ketiganya tidak masuk dalam jajaran direksi dan komisaris NCKL, namun prospektus NCKL menyebutkan Lim Gunawan Hariyanto sebagai pengendali perusahaan.
Lim Gunawan Hariyanto sendiri diketahui memiliki 0,22% saham di PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), yang merupakan anak perusahaan HRJ. Lim Gunawan Hariyanto menjabat komisaris utama di perusahaan tersebut.
Lim Gunawan Hariyanto juga memiliki 10% saham di PT Sinar Kalimantan Inti Tambang. Selain itu, dia juga merupakan Presiden Direktur Bumitama Agri Ltd. yaitu produsen minyak kelapa sawit dan kernel sawit yang terdaftar di Singapore Exchange. Sementara, Lim Gunardi Hariyanto diketahui menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) dan memiliki 10% saham di PT Sinar Kalimantan Inti Tambang.
IPO NCKL akan menjadi yang terbesar kelima dalam catatan pasar modal Indonesia. IPO NCKL kalah dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang mencatatkan nilai Rp 12,24 triliun. Sementara pada posisi tiga besar ada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,72 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel Tbk (MTEL) Rp 18,79 triliun, dan PT Bukalapak Tbk (BUKA) Rp 21,9 triliun.
(tar/wep)