Logo Bloomberg Technoz

Langkah ini, mendorong ECB mendahului Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank of England (BOE) dalam melonggarkan kebijakan moneter, juga dapat membantu menghidupkan kembali ekonomi 20 negara tersebut setelah dua tahun mengalami stagnasi dan resesi ringan.

Proyeksi kuartalan terbaru yang diterbitkan bersama dengan pernyataan kebijakan ECB memperkirakan inflasi rata-rata di angka 2,2% pada 2025, terdapat kenaikan dari 2% sebelumnya, dengan proyeksi ekspansi ekonomi tahun ini dinaikkan menjadi 0,9% dari 0,6%.

Lagarde mengatakan pertumbuhan harga akan melambat menuju target 2% lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Menyusul sentimen tersebut, beberapa data dari Amerika Serikat yang sudah dirilis memperlihatkan data yang cukup positif di pasar. Indikator rekrutmen tenaga kerja Challenger sepanjang tahun ini hingga Mei melemah 50% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

"Rekrutmen tenaga kerja berada di level terendah dalam satu dekade. Perubahan yang biasa terjadi di pasar tenaga kerja yang sehat tampaknya terhenti," kata Andrew Challenger, SVP Challenger, Gray and Christmas dalam rilis data tadi malam, melansir Bloomberg.

Data NonFarm Payroll pada Mei yang bakal diumumkan nanti malam diharapkan akan bertambah 180.000 pekerjaan, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bila angkanya lebih rendah dari perkiraan, itu menjadi sinyal Dovish bagi prospek bunga The Fed dan bagus bagi pasar. Sedangkan tingkat pengangguran AS pada Mei diprediksi stagnan di 3,9%.

CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 56,7% pada pagi ini. Melonjak dibandingkan sepekan lalu yang di kisaran 45,1% untuk periode yang sama.

"Perlambatan di pasar tenaga kerja, dan bahkan peningkatan pengangguran, akan disambut baik sejauh itu mengurangi tekanan ke atas pada inflasi," kata Chris Zaccarelli di Independent Advisor Alliance. 

(fad)

No more pages