Seperti yang diwartakan Bloomberg News, sejumlah pejabat tinggi yang dipimpin oleh Gubernur Christine Lagarde menurunkan suku bunga deposito sebesar seperempat poin menjadi 3,75% pada Kamis (7/6/2024), sesuai perkiraan. Setelah ECB mempertahankan di tingkat 4% selama sembilan bulan.
Langkah ini, mendorong ECB mendahului Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank of England (BOE) dalam melonggarkan kebijakan moneter, juga dapat membantu menghidupkan kembali ekonomi 20 negara tersebut setelah dua tahun mengalami stagnasi dan resesi ringan.
Proyeksi kuartalan terbaru yang diterbitkan bersama dengan pernyataan kebijakan ECB memperkirakan inflasi rata-rata di angka 2,2% pada 2025, terdapat kenaikan dari 2% sebelumnya, dengan proyeksi ekspansi ekonomi tahun ini dinaikkan menjadi 0,9% dari 0,6%.
Lagarde mengatakan pertumbuhan harga akan melambat menuju target 2% lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Menyusul sentimen tersebut, beberapa data dari Amerika Serikat yang sudah dirilis memperlihatkan data yang cukup positif di pasar. Indikator rekrutmen tenaga kerja Challenger sepanjang tahun ini hingga Mei melemah 50% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
"Rekrutmen tenaga kerja berada di level terendah dalam satu dekade. Perubahan yang biasa terjadi di pasar tenaga kerja yang sehat tampaknya terhenti," kata Andrew Challenger, SVP Challenger, Gray and Christmas dalam rilis data tadi malam, melansir Bloomberg.
Data NonFarm Payroll pada Mei yang bakal diumumkan nanti malam diharapkan akan bertambah 180.000 pekerjaan, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bila angkanya lebih rendah dari perkiraan, itu menjadi sinyal Dovish bagi prospek bunga The Fed dan bagus bagi pasar. Sedangkan tingkat pengangguran AS pada Mei diprediksi stagnan di 3,9%.
CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 56,7% pada pagi ini. Melonjak dibandingkan sepekan lalu yang di kisaran 45,1% untuk periode yang sama.
"Perlambatan di pasar tenaga kerja, dan bahkan peningkatan pengangguran, akan disambut baik sejauh itu mengurangi tekanan ke atas pada inflasi," kata Chris Zaccarelli di Independent Advisor Alliance.
Investor sedang menyeimbangkan antara bukti pertumbuhan ekonomi yang melambat dan implikasi untuk penurunan suku bunga, menurut Ed Clissold di Ned Davis Research.
"Pertumbuhan yang moderat, tetapi positif, akan menjadi skenario terbaik untuk saham," tambahnya.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Kanada (Bank of Canada/BOC) pada Rabu dan antisipasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) malam tadi juga memberi kontribusi pada ekspektasi pemangkasan suku bunga global.
“Investor mencerna rilis data ekonomi AS yang dapat memberi dorongan bagi pelonggaran siklus kebijakan moneter oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve). Mayoritas investor memprediksi Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan mereka yang akan datang namun masih melihat 60% peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps sebelum akhir tahun ini,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,39% ke 6.974 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave [v] dari wave C dari wave (2). Hal tersebut berarti, IHSG rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji rentang area 6.884-6.900 sekaligus menutup gap,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (7/6/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, CTRA, ICBP, MYOR, dan PGAS.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpeluang lanjutkan penguatan ke atas level psikologis 7.000 di Jumat (7/6). Penguatan ditopang oleh arahan positif dari mayoritas indeks global dan potensi penguatan nilai tukar Rupiah.
“Indeks-indeks (Saham) di Eropa menguat signifikan di Kamis (6/6). Efek ECB memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 4,25% (6/6),” tulisnya.
Berdasarkan sentimen di atas, nilai tukar Rupiah berpeluang lanjutkan penguatan di Jumat (7/6). Dengan demikian, saham bank, terutama bank-bank berkaputalisasi besar dapat kembali diperhatikan di Jumat (7/6). Saham-saham ini diperkirakan kembali menopang IHSG di Jumat (7/6).
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi saham ULTJ, INTP, NCKL, BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI.
(fad)