Logo Bloomberg Technoz

BEI Ungkap Alasan Kinerja IHSG Buruk, Ada Faktor Implementasi FCA

Sultan Ibnu Affan
07 June 2024 08:10

Layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengomentari implementasi kebijakan Papan Pemantauan Khusus Tahap II atau Full Periodic Call Auction (FCA), yang dianggap sebagian pelaku pasar jadi salah satu faktur yang menyebabkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih sering melemah akhir-akhir ini.

"Kalau IHSG itu kan pergerakannya dipengaruhi oleh seluruh saham, apakah dia FCA atau tidak," jelas Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, di Jakarta, dikutip Jumat (7/6/2024).

Papan Pemantauan Khusus menjadi momok baru. Kasus terbaru adalah masuknya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang lantas diikuti dengan tren penurunan harga cukup dalam. IHSG juga meninggalkan zona 7.000, di tengah pelemahan saham milik  Prajogo Pangestu ini.

Jeffrey menambahkan bahwa melemahnya IHSG tersebut tak serta-merta disebabkan oleh BREN, melainkan ada juga saham-saham lain bobotnya juga turut mempengaruhi IHSG. "Ya pada kesempatanan sebelumnya kan ada juga saham-saham lain bobotnya cukup signifikan dalam pergerakan indeks," ujar dia.

Selain itu, melemahnya IHSG saat ini juga  disebabkan oleh faktor dinamika pasar yang tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di dunia. "Secara global bursa-bursa di dunia terjadi fluktuasi karena adanya ketidakpastian, perkembangan yang tidak terantisipasi, baik dari sisi tingkat suku bunga, eskalasi geopolitik. Jadi tidak khusus terjadi di Indonesia."