Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa nilai tukar yang sempat mencatatkan rekor terlemahnya sejak April 2020, yakni Rp16.286,4 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (5/6/2024) dipengaruhi oleh kondisi politik India hingga permintaan dolar yang relatif tinggi akibat repatriasi.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto mengatakan bahwa melemahnya rupiah pada perdagangan non-deliverable forward (NDF) di pasar New York menyebabkan nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami pelemahan yang cukup dalam.
“Rupiah melemah di-trigger [dipicu] oleh closing (penutupan) NDF IDR di pasar NY yang ditutup melemah cukup tajam, sehingga menyebabkan opening pasar spot Rupiah di pasar domestik di pagi hari tadi dibuka dengang melemah yang juga tajam,” kata Edi kepada Bloomberg Technoz, Kamis (6/6/2024).
Selain itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi ketidakpastian global yang masih tidak dapat ditebak. Dalam hal ini, kondisi pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung di India turut mempengaruhi anjloknya rupiah kepada besaran terendahnya sejak pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, Edi mengatakan pelaku pasar juga masih memandang terdapat permintaan dolar yang relatif cukup tinggi akibat repatriasi. Yakni, kebutuhan impor berbagai korporasi dan pembayaran dividen asing.
Ia menegaskan bahwa pihaknya turut melakukan langkah-langkah untuk terus menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, yakni dengan masuk ke pasar untuk memastikan keseimbangan ketersediaan dan permintaan valas di pasar.
Dengan langkah itu, Edi mengklaim bahwa rupiah kembali perkasa pada penutupan sore tadi jika dibandingkan posisinya saat pembukaan dan penutupan pada kemarin sore.
“BI tentunya selalu mengawal dengan masuk pasar untuk memastikan keseimbangan supply demand pasar valas di market,” pungkas Edi.
Untuk diketahui, Meski ditutup lebih kuat dibanding kemarin, rupiah masih terjebak di level lemah dalam penutupan perdagangan hari ini, Kamis (6/6/2024).
Berdasarkan data Tim Riset Bloomberg Technoz, rupiah spot ditutup di Rp16.260/US$, menguat 25 poin terutama terkait intervensi Bank Indonesia sejak awal perdagangan untuk mengimbangi tekanan yang sempat menyeret nilai tukar ke Rp16.287/US$ siang tadi. Sedangkan rupiah JISDOR ditutup di Rp16.279/US$ sore ini.
Level penutupan rupiah hari ini masih menjadi yang terlemah dalam empat tahun terakhir, di tengah penguatan mayoritas mata uang Asia dan penantian investor akan data tenaga kerja Amerika nanti malam.
(azr/lav)