Logo Bloomberg Technoz

Kuartal II-2023, Rupiah Bisa Menguat Sampai Rp 14.500/US$

Ruisa Khoiriyah
03 April 2023 10:08

Ilutrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilutrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) dengan percaya diri. Menutup Maret dengan kembali menguat di bawah Rp 15.000/US$, rupiah dinilai memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan lebih jauh pada kuartal II-2023 ini sejurus dengan masih tingginya minat pemodal asing menempatkan dana di pasar keuangan domestik.

Pairing USD/IDR sempat menyentuh Rp 14.960/US$ pada perdagangan hari terakhir Maret dan ditutup di posisi Rp 14.995 pada Jumat (31/3/2023), membawa nilai tukar rupiah ke posisi terkuat sejak awal Februari. Penguatan nilai tukar rupiah terdongkrak derasnya aliran modal asing ke pasar domestik. 

Tercatat sepekan lalu (27-30 Maret), investor asing mencatat net buy Rp 8,37 triliun di pasar obligasi, menurut laporan Bank Indonesia (BI). Sedangkan di pasar saham, net buy asing mencapai lebih dari Rp 3 triliun. Total sepanjang tahun hingga data setelmen per 30 Maret, terdapat aliran modal asing alias capital inflow mencapai Rp 55,5 triliun baik di pasar surat utang maupun saham. 

Memasuki kuartal II, nilai tukar mata uang Tanah Air diprediksi akan bertahan di kisaran Rp 14.800-Rp 15.000 per dolar AS.

“Bila tidak ada perkembangan buruk, rupiah bisa lanjut menguat ke rentang Rp 14.500-Rp 14.800 pada Mei dan Juni dengan asumsi arus masuk modal asing masih berlanjut terutama di pasar obligasi dengan potensi [capital inflow] sebesar US$ 4 miliar - US$ 6 miliar sepanjang kuartal II,” terang Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas, Senin (3/4/2023).

Defisit Transaksi Berjalan