Logo Bloomberg Technoz

Sementara saham PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) menjadi top gainers dengan lonjakan 34,5%. Kemudian ada PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) yang melesat 22,8% dan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) dengan kenaikan 10%.

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) yang anjlok 14,9%, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) jatuh 9,76%, dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ambruk 9,49%.

Seperti halnya IHSG, berbagai indeks saham utama Asia pun menguat. Pada pukul 16.40 WIB, TW Weighted Index (Taiwan) melonjak 1,94%, PSEI (Filipina) dengan kenaikan 1,06%, KOSPI (Korea Selatan) melesat 1,03%, SENSEX (India) menguat 0,92%, Nikkei 225 (Tokyo) menguat 0,55%, KLCI (Malaysia) terangkat 0,39%, TOPIX (Jepang) melesat 0,34%, Hang Seng (Hong Kong) yang terbang0,28%, dan Straits Times (Singapura) menghijau 0,02%.

Hijaunya Bursa Saham Asia searah dengan penguatan di Bursa Saham Amerika Serikat. Dini hari tadi waktu Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite, ditutup naik masing-masing 0,25%, 1,18%, dan 1,96%.

Investor mencermati dengan optimis data ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran Amerika Serikat yang akan diumumkan nanti malam. Data tersebut diharapkan sesuai dengan ekspektasi pasar, menyeret keyakinan investor akan hadirnya dua kali pemotongan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tahun ini.

Konsensus pasar memperkirakan perekonomian AS menciptakan 190 ribu lapangan kerja non-pertanian (Non-Farm Payroll/NFP) pada Mei. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 175 ribu.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, karena The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijakannya di pekan depan, fokus pertemuan adalah pada Ringkasan Proyeksi Ekonomi yang terbaru. Pada Maret lalu, pejabat The Fed mempertahankan Outlook mereka untuk tiga kali pemangkasan suku bunga acuan pada 2024.

"Titik tersebut kemungkinan akan berkumpul di sekitar satu, atau dua penurunan suku bunga tahun ini," kata Stephen Brown di Capital Economics.

"Namun karena inflasi turun sedikit lebih cepat daripada yang diperkirakan para pejabat dan pertumbuhan PDB mengecewakan, asumsi dasar kami tetap bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga pada September,” tambahnya.

Seiringan dengan itu, dengan trader yang hampir sepenuhnya memperhitungkan dua penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada 2024. Dengan prediksi pemangkasan suku bunga yang pertama oleh Federal Reserve akan terjadi di September.

CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 57,4% pada sore hari ini. Melonjak dibandingkan sepekan lalu yang di kisaran 45,1% untuk periode yang sama.

(fad/wep)

No more pages