Persediaan logam yang disimpan di gudang Shanghai Futures Exchange pada akhir Mei berada di rekor tertinggi untuk sepanjang tahun tersebut, menurut data bursa sejak 2003.
Selain itu, Rizal mengatakan, relaksasi ekspor konsentrat Freeport, dari seharusnya Mei 2024 menjadi Desember 2024, memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya, kata Rizal, Freeport bakal tetap bisa melakukan ekspor konsentrat dan produksi tambang di Papua tetap bisa dengan kapasitas penuh atau full capacity dan tidak perlu mengurangi tingkat produksi.
“[Selain itu], pemerintah mendapat tambahan pemasukan berupa bea keluar tersebut,” ujarnya.
PT Freeport indonesia (PTFI) mencatatkan jumlah beban bea keluar (export duties) konsentrat tembaga dan emas yang harus disetor perseroan ke pemerintah mencapai US$156 juta atau setara dengan Rp2,52 triliun (asumsi kurs Rp16.155,85 per dolar AS) sepanjang kuartal I-2024.
Sementara itu, kerugiannya adalah rencana pemurnian konsentrat dalam negeri yang belum terealisasi.
(dov/wdh)