Logo Bloomberg Technoz

Jauh sebelum insiden pembobolan koin digital paling berharga di dunia yang menimpa DMM Bitcoin, kasus serupa pernah terjadi.

Berikut deretan kasus aksi grup hacker membawa lari ribuan Bitcoin hingga berujung kerugian ekstra besar.

Axie Infinity

Ini adalah salah satu kasus pembobolan aset kripto terbesar, menimpa Axie Infinity dengan jumlah kerugiaan saat itu ditaksir Rp8,8 triliun. Pembobolan terjadi pada jaringan blockchain Ronin, yang menggawangi Axie Infinity melalui modus iklan lowongan kerja palsu di media sosial LinkedIn. Hacker asal Korea Utara membidik Sky Mavis, staf pengembang di Axie Infinity, lewat penawaran loker di akun palsu LinkedIn.

Mt Gox

Bursa Bitcoin yang berbasis di Jepang itu menjadi bidikan sekitar tiga tahun lalu dan berhasil membawa lari Bitcoin. Mt.Gox kehilangan 740.000 Bitcoin dengan nilai kala itu US$14,8 miliar. Ini masih ditambah hilangnya dana US$27 juta dari rekening bank perusahaan. 200.000 Bitcoin berhasil kembali, namun sisanya atau sebagian besar tidak pernah dipulihkan. Mt.Gox akhirnya bangkrut dan para penggunanya belum dapat memulihkan kerugian mereka.

Youbit

Dana setara Rp1,2 triliun menjadi kerugian Youbit akibat ulang peretas yang mencuri Bitcoin. Hal yang sekaligus membuat Youbit bangkrut karena kehilangan 17% dari total aset miliknya. Kehilangan 4.000 Bitcoin dimana kala itu harganya berada di kisaran US$19.104. Badan Keamanan Internet (KISA) dan Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel menerima laporan mengenai beberapa peretasan lain, dengan jejak peretasa berasal dari Korea Utara.

Coincheck

Masih dari Jepang, tepatnya pada Januari 2018 Coincheck jadi korban peretasan. Hacker mengambil dana senilai US$530 juta kala itu. Coincheck adalah pemilik token NEM (XEM). Pasca peretasan nilai koin ini anjlok. Developer NEM menduga dana tersebut sejatinya masih tersedia di pasar gelap.

KuCoin

Sekitar empat tahun lalu penetas mampu menguasai kunci pribadi guna mengakses dompet digital milik KuCoin. Peretas lalu menggasak sebagian besar besar Bitcoin (BTC), Ether (ETH), XRP (XRP), dan beberapa koin lain.  Peretas terindikasi berasal dari Korea Utara.

Korea Utara Kerap Dituduh Jadi Sarang

Nama Lazarus kerap jadi terduga tersangka di balik banyak peretasan yang melibatkan koin kripto, termasuk klaim dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Lazarus Group erat kaitannya dengan Republik Demokratik Rakyat Korea, menyumbang hampir seperlima dari total kerugian

Untuk diketahui, sepanjang 2023 kerugian akibat penipuan di industri kripto mencapai US$1,8 miliar, turun setengah nilainya dari hasil 2022. Kedua data ini dikeluarkan oleh Immunefi, yang menjalankan platform lewat penawaran hadiah kepada mereka yang menemukan dan menandai kelemahan keamanan dalam software mereka,

Jumlah peretasan kripto yang terkait dengan Korea Utara melonjak ke rekor tahun lalu, menurut laporan Chainalysis Inc bulan Januari.

Hacker Korut dikenal jadi pihak paling canggih dalam bisnis ini. Aksinya tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. “Satu-satunya cara untuk menghentikan eksploitasi adalah dengan menghentikannya sejak awal. Itu berarti memperkuat pertahanan dunia maya,” kata Ari Redbord, dari TRM Labs. TRM Labs kerap menggunakan forensik blockchain untuk melacak kejahatan kripto.

Hingga Kamis (6/6/2024) Bitcoin masih mencoba bertahan di zona US$70.000. Pegerakan harga BTC cenderung sideways dengan +0,1% dibandingkan sehari sebelumnya dan berkutat di level US$70.999,03.

(wep)

No more pages