Logo Bloomberg Technoz

1. Pemrosesan kendaraan uji yang tidak teratur dalam uji tabrak terhadap tiga model yang tidak lagi diproduksi.

Dalam uji sertifikasi untuk perlindungan penumpang jika terjadi tabrakan dari depan, perangkat eksternal Mazda digunakan untuk memicu aktivasi airbag secara tepat waktu, bukan aktivasi spontan berdasarkan deteksi tabrakan oleh sensor onboard.

Isu ini memengaruhi tiga model Mazda yang dipasarkan di Jepang yaitu:

Atenza

  • Periode produksi : November 2014—April 2018
  • Volume produksi : 29.547 unit
  • Periode penjualan : Januari 2015—sekitar Mei 2018
  • Volume penjualan : 29.505 unit

Axela

  • Periode produksi : Agustus 2016—Februari 2019
  • Volume produksi : 46.067 unit
  • Periode penjualan : September 2016—sekitar Maret 2019
  • Volume penjualan  : 46.046 unit

Atenza/Mazda 6

  • Periode produksi : April 2018—April 2024
  • Volume produksi : 22.094 unit
  • Periode penjualan : Sejak Juni 2018
  • Volume penjualan  : 21.641 unit

2. Penulisan ulang perangkat lunak kendali mesin dalam pengujian pada dua model yang sedang dalam produksi.

Dalam pengujian sertifikasi mesin on-board keluaran mesin bensin, seharusnya pengujian dilakukan dengan menggunakan software pengendali mesin yang kondisinya sama dengan kendaraan produksi massal, tetapi hal itu dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak kontrol yang fungsi pengaturan waktu pengapiannya dinonaktifkan sebagian.

Isu ini memengaruhi dua model Mazda yang dipasarkan di Jepang yaitu:

Roadster RF

  • Periode produksi : Sejak Juni 2018
  • Volume produksi : 1.930 unit
  • Periode penjualan : Sejak Juli 2018
  • Volume penjualan : 10.760 unit

Mazda 2

  • Periode produksi : Sejak Juni 2021
  • Volume produksi : 42.240 unit
  • Periode penjualan : Sejak Juli 2021
  • Volume penjualan : 41.361 unit
Pekerja merakit kendaraan Mazda Motor Corp. MX-30 EV di jalur produksi di pabrik Ujina milik perusahaan di Kota Fuchu, Jepang. (Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Dampak ke Konsumen

Mengingat hasil penyelidikan tersebut, Mazda memastikan pengiriman model yang terkena dampak yang saat ini sedang diproduksi telah dihentikan sementara sejak 30 Mei.

“Model-model yang disebutkan pada di atas, meskipun produksinya telah dihentikan, kami telah melakukan verifikasi teknis internal serta pengujian ulang, dan memastikan bahwa model-model ini memiliki kinerja yang memenuhi standar hukum untuk kinerja perlindungan penumpang. jika terjadi tabrakan frontal,” papar perusahaan.

Mazda pun memastikan tidak ada masalah keselamatan bagi pelanggan untuk terus mengemudikan kendaraan yang terkena dampak. “Kami akan segera mengambil tindakan yang tepat seperti konfirmasi kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan dengan berkonsultasi dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata.”

Perusahaan pun berjanji segera melakukan pengujian ulang dalam kondisi yang sama seperti pada kendaraan produksi massal dan melakukan persiapan untuk menjalani pemeriksaan ulang oleh pihak berwenang untuk penunjukan tipe.

“Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan kepada pelanggan yang telah menunggu pengiriman kendaraan,” tegas mereka.

Mazda Iconic SP dipamerkan dalam ajang Japan Mobility Show di Tokyo, Jepang, Rabu (25/10/2023). (Noriko Hayashi/Bloomberg)

Untuk diketahui, sejumlah mobil keluaran perusahaan otomotif Jepang kini tengah jadi sorotan usai Kementerian Transportasi setempat menyebut setidaknya 6 kendaraan ditangguhkan pengiriman dan penjualannya, termasuk 3 model yang diproduksi oleh Toyota, Senin (3/6/2024).

Setelah ditelusuri, Toyota ternyata menyerahkan data yang salah terhadap uji keselamatan pejalan kaki untuk 3 model mobil, yakni Corolla Fielder, Corolla Axio, dan juga Yaris Cross. 

Kasus yang sama juga dilakukan oleh Honda Motor Co, dan Mazda Motor Corp terhadap berbagai kendaraan keluarannya.

Dikutip Bloomberg, Mazda pun mengakui soal hasil uji tabrak dengan sengaja merusak unit yang digunakan untuk pengujian pada 5 model, termasuk Mazda 2 dan Roadster RF, menurut pernyataan perusahaan pada Senin.

Kejanggalan teridentifikasi pada lebih dari 150.000 unit yang diproduksi pabrikan mobil tersebut sejak 2014 untuk pasar Jepang.

“Kami akan menanggung biaya yang dikeluarkan pemasok karena penghentian pengiriman,” kata Chief Executive Officer Mazda Masahiro Moro, seraya menambahkan perusahaan akan melakukan upaya untuk mencegah terulangnya penyimpangan tersebut.

Penghentian ini kemungkinan akan mempengaruhi 3.500 pesanan dan Mazda belum mempertimbangkan opsi recall penarikan dari pasar pada saat ini.

Moro mengaitkan masalah data ini dengan kesalahan penafsiran karyawan terhadap manual prosedur yang tidak jelas, bukan karena “penutupan organisasi” atau “pemalsuan yang berbahaya.”

(wdh)

No more pages