Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Lesu Darah, Jangan-jangan BI Rate Bisa Naik Lagi

Tim Riset Bloomberg Technoz
06 June 2024 11:20

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah kian mengkhawatirkan, semakin terjerembab ke level terlemah dalam empat tahun terakhir. Rupiah yang terpuruk bahkan sempat menyentuh level Rp16.288/US$ pada pembukana pasar pagi ini, Kamis (6/6/2024), semakin memupus harapan penurunan bunga acuan BI rate tahun ini di tengah perlambatan ekonomi yang membutuhkan stimulus dan inflasi yang sudah landai.

Alih-alih, peluang kenaikan BI rate bisa kembali terbuka terutama bila arus keluar modal asing semakin tak terkendali dan kian menjatuhkan nilai tukar.

Keterpurukan rupiah ke level terlemah sejak era krisis pandemi, tertekan permintaan dolar Amerika yang memuncak pada kuartal ini di tengah nilai surplus neraca dagang yang mengecil. Ketidakpastian pasar global yang masih besar menempatkan rupiah dalam situasi yang rentan dan sangat sensitif dengan naik turun sentimen di pasar yang mempengaruhi arus modal asing jangka pendek (hot money).

Para pemodal asing terlihat kembali hengkang baik dari pasar surat utang maupun saham. Di pasar surat berharga negara, asing menjual Rp642,15 miliar pada 4 Juni lalu, melanjutkan arus jual tiga hari berturut-turut sejak pekan lalu.

Di pasar saham, asing bahkan mencatat obral tanpa putus sejak 21 Mei lalu dan pada 5 Juni, asing melepas Rp567,65 miliar saham di bursa domestik.