Kementerian kesehatan Meksiko pada Rabu mengungkap pria yang terinfeksi H5N2 tersebut memiliki riwayat penyakit bawaan, termasuk penyakit ginjal kronis, diabetes tipe 2, dan hipertensi yang sudah berlangsung lama. WHO menambahkan, mengutip kerabat pasien, pria tersebut telah terbaring di tempat tidur selama tiga minggu sebelum timbulnya gejala akut pada pertengahan April. Meskipun dirawat di rumah sakit pada 24 April, pria tersebut meninggal pada hari yang sama.
Pihak berwenang Meksiko melaporkan kasus fatal ini kepada WHO pada 23 Mei setelah mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut dalam sampel dari jenazah. Meskipun pria di Meksiko Tengah ini menandai kasus H5N2 pertama yang dikonfirmasi laboratorium pada manusia, para peneliti telah mengidentifikasi orang-orang dengan antibodi yang menunjukkan tanda telah terinfeksi sebelumnya.
Katrine Wallace, ahli epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Illinois Chicago, mengatakan bahwa H5N2 memiliki risiko rendah terhadap kesehatan masyarakat karena belum menunjukkan kemampuan untuk menular antar manusia. Namun demikian, ia menambahkan, "sangat mengkhawatirkan" bahwa pasien tersebut tidak diketahui pernah terpapar hewan yang merupakan sumber penyakit yang paling mungkin.
Wallace menyerukan pengawasan yang lebih ketat untuk mengisi celah informasi. "Sangat aneh bahwa kita tidak tahu dari mana penyakit ini berasal," katanya.
Kementerian kesehatan Meksiko dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) belum menanggapi permintaan komentar.
Di AS, wabah flu burung H5N1 pada sapi terus meluas. Pada Rabu, Iowa mengumumkan telah mengidentifikasi sapi yang terinfeksi, sehingga total negara bagian yang telah mendeteksi flu burung pada ternak menjadi 10.
Sepanjang tahun ini, tiga pekerja pertanian yang berbasis di AS telah dites positif flu burung - satu di Texas dan dua di Michigan. Mereka mengalami gejala iritasi mata dan satu orang mengalami batuk. Tidak ada kasus manusia yang meninggal terkait wabah flu burung H5N1 di AS.
(bbn)
