Logo Bloomberg Technoz

Pada kesempatan yang sama, terdapat saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) yang melesat 25%, PT Soho Global Health Tbk (SOHO) melonjak 25%, dan PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melejit 16,7%.

Sedangkan saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) yang jatuh 13,9%, PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON) ambruk 13,1%, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) anjlok 12,1%.

IHSG tidak sendiri. Seluruh indeks saham utama Asia juga terbenam di zona merah.

Koreksi terdalam dialami oleh IHSG dengan kejatuhan 2,14% tersebut. Menyusul Topix (Jepang), dan Shenzhen Comp. (China) yang melemah mencapai 1,41%, dan 1,19%.

Penutupan IHSG Sesi II pada Rabu 5 Juni 2024 (Bloomberg)

Sementara Nikkei 225 (Tokyo), Shanghai Composite (China), CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Straits Times (Singapura), dan Hang Seng (Hong Kong), terpangkas masing-masing 0,89%, 0,83%, 0,58%, 0,43%, 0,27%, dan 0,10%.

Dari dalam negeri, depresiasi rupiah menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Sore hari ini, rupiah kembali lesu di hadapan dolar Amerika Serikat.

Pada pukul 17.00 WIB, US$1 setara dengan Rp16,286. Rupiah melemah 0,41%.

Pelemahan tersebut sekaligus membawa laju nilai tukar rupiah ke titik terlemah sejak April 2020 atau lebih dari 4 tahun saat pandemi Covid-19 sedang panas-panasnya.

Saat rupiah melemah, beban utang luar negeri emiten akan meningkat. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam rupiah, akan mengalami currency missmatch.

Pada nantinya, currency missmatch itu akan menggerus laba. Ketika laba emiten jatuh, apalagi sampai rugi, maka investor sulit berharap akan datangnya dividen.

Dari global, data terbaru pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang dipaparkan oleh Bureau of Labor Statistics menunjukkan lowongan pekerjaan AS mencapai level terendah sejak 2021.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, laporan ekonomi terkini di AS memperkuat gagasan bahwa investor semakin melihat kondisi ekonomi melampaui narasi "Goldilocks" (Kondisi ekonomi yang ideal) menuju sesuatu yang lebih konsisten dengan lintasan konsumsi yang lesu," kata Ian Lyngen dan Vail Hartman di BMO Capital Markets.

Jumlah lowongan pekerjaan (Job Openings and Labor Turnover Survey/JOLTS) turun 296 ribu dari bulan sebelumnya menjadi 8,05 juta pada April 2024, sekaligus menjadi level terendah sejak 2021, dan meleset dari perkiraan 8,34 juta.

Jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK dan Pemecatan) di AS sedikit menguat menjadi 3,5 juta pada April 2024 dari sebelumnya pemaparan revisi 3,4 juta pada April, juga lebih tinggi dari perkiraan 3,2 juta jumlah PHK.

Investor juga sedang menantikan rilis data ketenagakerjaan lanjutan Negeri Paman Sam yang diumumkan jelang tutup pekan ini. Konsensus pasar memperkirakan perekonomian AS menciptakan 190 ribu lapangan kerja non-pertanian (Non-Farm Payroll/NFP) pada Mei. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 175 ribu.

CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipangkasnya suku bunga acuan ke 5,00 – 5,25% pada September 2024 mencapai 55,3% pada sore ini. Melonjak dibandingkan sepekan lalu yang di kisaran 42,1%–45,1% untuk periode yang sama. 

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, investor khawatir karena sinyal pelemahan ekonomi AS, meskipun data ekonomi AS semalam (termasuk ISM Manufacturing Index dan Construction Spending) memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan di tahun ini.

“Perhatian investor saat ini tertuju pada rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang akan terjadi pada hari Jumat. Data ini memberikan gambaran terkini tentang pasar tenaga kerja AS,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

(fad/ain)

No more pages