Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Ditutup Nyaris Rp16.300/US$, Terlemah Sejak 2020

Hidayat Setiaji
05 June 2024 16:15

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Depresiasi rupiah pun menorehkan rekor tersendiri.

Pada Rabu (5/6/2024),  US$ 1 setara dengan Rp 16.286,5 kala penutupan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,41% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terlemah sejak April 2020 atau lebih dari 4 tahun saat pandemi Covid-19 sedang panas-panasnya.

Tidak hanya rupiah, pasar saham Tanah Air pun jatuh. Pada penutupan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 2%.

Di pasar surat utang, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun naik 1,6 basis poin (bps) ke 6,893%. Kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun.

Kejatuhan rupiah, IHSG, dan pasar obligasi memberi sinyal sedang terjadi arus modal keluar. Dari dalam negeri, sepertinya ada kecemasan akan pelebaran defisit fiskal untuk mengakomodasi program-program populis pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang akan resmi memimpin Indonesia pada Oktober mendatang.